Jumat, 10 September 2021

PROTOKOL KETO


PROTOKOL KETO 

Bismillaah

Bagi pemula KETO 

Siapkan amunisinya. 

kaldu tulang
Kopi lemak (bulletproof Coffe)
kaldu tulang
Teh Hijau
IH (Immunator Honey)
VCO
Magnesium Oil

Himsalt (garam himalaya)

Amunisi standar : 

1. VCO 

2. Himsalt/garam krosok 

3. Teh hijau 

4. ACV/cuka apel(sbg remedy) 

5. magnesium oil(sbg remedy) 

6. Air kaldu (rebusan tulang, lebih bagus tulang kaki sapi) 

7. IH/imunator Honey (bila gak ada sakit berat bisa menyusul) 

Saat awal KETO cek GDP di hari pertama KF, jam 9-10 pagi. Jgn lebih dari jam tsb. 

Setelah 1 minggu cek GDP lagi di jam yg sama. 

Kuncinya di Pola Keto adalah Gula Darah stabil di bawah 80. Lebih rendah lebih bagus. Terutama utk Therapeutic/Pengobatan, maka range GDP 55-65.  

ADAPTASI 

Langkah-langkah Fase Adaptasi 

1. Persiapkan: 

                    Immunator Honey (IH), 

                    Virgin Coconut Oil (VCO), lemak, butter dan 

                    Teh Hijau dan kopi 

                    Tulang sapi dan sejenisnya (untuk kaldu tulang)

2. Stop makan 

    dari jam 8 malam hingga jam 12 siang esoknya. 

     Ini puasa IF (Intermitten Fasting) atau jendela puasa selama 16 jam.

     Selama jendela puasa tersebut (sejak jam 8 malam hingga jam 12 siang) , 

     hanya boleh: 

                      IH, 

                      VCO, lemak

                      Air putih, 

                      Kopi/teh (Tanpa gula/pakai diabetasol), 

                      Boleh campur kopi dengan VCO dan lemak atau butter (bulletproof coffe)

                     Air kaldu tulang (wajib u/ underweight) 

3. Makanlah,

    sejak jam 12 siang hingga jam 8 malam.

    Itu adalah jam makan atau jendela makan selama 8 jam. . 

    Selama jam makan, 

    makanan harus berasal dari sumber hewani:

                    ikan, seafood

                    ayam, 

                    telur, 

                    daging, dan sejenisnya. 

PANTANGAN

Tidak boleh:

                  Nasi, roti, mie, dan sejenisnya

                  Tepung dan olahannya (tepung terigu, maizena, tepung sagu, tepung beras dan sejenisnya) 

                  Gula (gula pasir, gula batu, gula jawa, gula aren, kecap manis)

                  Kecap 

                  Perhatikan dan teliti terhadap olahan tepung spt:   

                  bakso, 

                   sosis, 

                   kornet, 

                   somay, 

                   nugget dan sejenis

4. Boleh:

            Bumbu masakan: bawang, jahe, kunyit, dan sejenis (tidak berlebih) . 

5. Boleh:

            Buah Alpukat dan Zaitun .  

            Sumber serat ini boleh : Alpukat, Cincau Hijau, Rumput laut, Psyllium Husk . 

6. Teh Hijau wajib diminum setiap selesai makan apapun di jendela makan 

7. Makan bisa berkali-kali di jendela makan, dan bila sudah kenyang, berhenti makan. . 

8. Immunator Honey (IH) diminum 4 - 6 x 1/2 sdk teh (dewasa) 

    atau 4 - 6 x 1/4 sdk teh (anak-anak) . 

9. Virgin Coconut Oil (VCO) diminum 4 - 6 x 1 atau 2 sdk makan (dewasa) 

     atau 4 - 6 x 1/2 atau 1 sdk       makan (anak-anak) 

10. Selalu berusaha memperpanjang jam Puasa dengan menunda buka puasa ke jam yang lebih sore. contohnya stop makan jam 8 malam, lalu buka puasa jam 1 atau 2 siang. Sehingga jendela makan makin pendek dan membatasi kemampuan makan di jendela makannya 

11. Setelah minimal 7 hari di Fase adaptasi, dan telah mendapatkan Gula Darah Puasa (GDP) < 80mg/dL, maka bisa lanjut ke Fase Konsolidasi. Bila belum mencapai target GDP tersebut tetap lanjutkan di fase adaptasi selama 3 hari - 7 hari lagi, hingga memperoleh GDP sesuai target. 

12. Kontrol Gula Darah Puasa (GDP) per 3 hari atau per 7 hari, selama di fase induksi, agar bisa digunakan sebagai acuan pindah ke fase berikutnya, yaitu fase konsolidasi.kalo gdp sudah stabil <80 minimal selama 7 hari, boleh naik fase konsolidasi.....

Fase konsolidasi 

Boleh makan sayur dgn jumlah yg dibatasi, dan disarankan perpanjang jendela puasa sampai jam 14/IF 18/6 Dan selalu terapkan  5 pilar pola hidup keto.

5 pola hidup keto 

1. Sering Berpuasa (lebih panjang Jendela Puasa drpd Jendela Makan) 

2. Sangat Rendah Karbohidrat (lebih banyak Hewani drpd Nabati) 

3. Tinggi Aktivitas Fisik (lebih sering Bergerak/Olahraga drpd Duduk) 

4. Rendah Stress (Ibadah/Rekreasi/Pikiran Positif) 

5. Tidur Berkualitas (Tidur sebelum jam 10 malam) 

Semangat.. 

Salam keto

Kolesterol Bukan Penyakit: jangan makan obat dokter untuk turunkan kolesterol

KOLESTEROL penting TUBUH

ILMUWAN telah salah MEMERANGI KOLESTEROL



Masih banyak orang yang ikut-ikutan memusuhi kolesterol karena termakan oleh slogan perang terhadap kolesterol tanpa mengerti apa itu kolesterol. Bahkan lebih fatal lagi, menganggap makanan berlemak seperti lemak sapi, butter, minyak kelapa vco, santan dan telur akan menaikkan kadar kolesterol darah, tanpa menjelaskan, apa yang dimaksud kolesterol naik.
Dalam pemeriksaan kolesterol paling sederhana minimal disebutkan LDL dan HDL. Padahal, LDL dan HDL bukanlah kolesterol. Dari namanya saja diketahui bahwa LDL dan HDL adalah lipoprotein yang berfungsi mengangkut kolesterol.
Nah, yang diharapkan rendah adalah LDL, sedang HDL diharapkan tinggi.
Jadi, menurunkan kolesterol itu tidak rasional.
sebab:
Jika HDL rendah itu menandakan adanya masalah metabolisme: sindrom metabolik yang diakibatkan oleh resistensi insulin


Kolesterol dibuat sendiri oleh tubuh. Karena tubuh membutuhkannya.
Bahan dasarnya adalah Asetil KoA. Senyawa asetil KoA dibuat dari Asam Piruvat. 
Senyawa ini bisa diperoleh dari hasil pemecahan glukosa, bisa juga dari metabolisme protein maupun lemak. Jadi, anjuran untuk menghindari makanan berlemak sebagai cara menurunkan kolesterol, tidak memiliki argumen ilmiah yang kuat. Sebab, pada pemakan banyak karbohidrat, asetil KoA untuk membentuk kolesterol, justru berasal dari glukosa.

Kamis, 09 September 2021

KOLESTEROL RENDAH LEBIH BURUK dibanding KOLESTEROL TINGGI

 Kolesterol Rendah, Otak Bermasalah



Ingat fakta penting ini: konsentrasi tertinggi kolesterol, yakni 20% terdapat di otak. Jika kamu menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh, misalnya dengan konsumsi obat penurun kolesterol (statin), maka yang pertama merasakan dampaknya adalah otak. Otak kamu akan sulit konsentrasi, sulit fokus, menjadi lupa ingatan, hingga menjadi pikun.Jika kolesterol rendah, selaput myelin dan sinapsis tidak dapat berfungsi atau mungkin juga rtidak terbentuk sehingga semua aktivitas otak, termasuk pengaturan suasana hati, memori dan pembelajaran mengalami masalah.

Obat Kolesterol : HATI - HATI EFEKNYA pada OTAK

 Kolesterol Paling Tinggi Konsentrasinya di Otak



Otak adalah organ tubuh manusia yang mengandung konsentrasi kolesterol paling banyak. Meskipun otak hanya memiliki bobot 2% dari seluruh bobot tubuh manusia, namun otak mengandung 20% kolesterol dari seluruh kolesterol pada tubuh manusia.

DIABTES BISA DIANTISIPASI DAN BISA SEMBUH: Jangan tunggu terjadi komplikasi

 KOMPLIKASI DIABETES


Pasien diabetes tipe 2, jarang kasusnya yang meninggal dunia karena gula darah tinggi.

Kebanyakan, penyebab utama kematian adalah komplikasi diabetes seperti serangan jantung, stroke, gangren, amputasi  dan penyakit ginjal stadium akhir.

Banyak orang fokus mengobati komplikasi tersebut. Padahal penyakit diabetes tipe 2 dapat disembuhkan. Jika diabetes tipe 2 sembuh, maka komplikasi tersebut juga sembuh.

Mestinya Periksa Respon Insulin, bukan Kadar Gula Darah

Bukan Gula Darah,

Harusnya Periksa Hormon Insulin


Anda tidak bisa berasumsi sehat, bebas dari sakit gula hanya karena tes gula darah menunjukkan hasil yang normal. Ingat, masalah gula darah hanyalah gejala yang timbul dari masalah hipeinsulinemia (insulin tinggi dalam darah). Insulin tinggi yang lebih dikenal sebagai resistensi insulin adalah akar dari penyakit metabolisme tersebut, yang menggerogoti kesehatan tubuh secara tersembunyi dan itu terjadi dalam waktu yang lama. Penyakit metabolisme seperti penyakit gula bisa mulai berproses 20 tahun sebelum dokter membuat vonis. 

Resistensi insulin terjadi ketika sel-sel tubuh (sel hati, sel otot dan sel adiposit) menjadi kurang sensitif atau bahkan resisten terhadap insulin. Karena insulin harus berikatan dengan reseptor spesifik di membran plasma sel target agar dapat berfungsi, maka resistensi insulin ini menyebabkan kegagalan fungsi insulin untuk mengangkut gula ke dalam sel. Hasilnya,  gula menumpuk dalam darah menyebabkan kadar gula darah menjadi tinggi. Penumpukan gula di dalam aliran darah ini memicu pankreas untuk terus memproduksi lebih banyak insulin dan melepaskannya terus-menerus ke dalam aliran darah dengan maksud mengendalikan kadar gula darah ke batas normal. Namun, kondisi sel-sel tubuh yang resisten, tidak sensitif terhadap insulin menyebabkan insulin tidak dapat digunakan sehingga kadarnya berlebihan dalam darah.

Jika kamu mengalami resistensi insulin, maka kamu memiliki kadar insulin yang tinggi dalam darahmu. Ini disebut hiperinsulinemia.


  

Gambar 3.1 Reseptor insulin sel, hormon insulin & glukosa


Salah satu metode untuk mengukur resistensi insulin adalah homeostasis model assessment insulin resistance (HOMA-IR).  Indeks pengukuran resistensi insulin ini menggunakan kadar glukosa darah puasa dan insulin. Sayangnya, hingga buku ini ditulis tes HOMA-IR masih mahal dan tidak tersedia di semua laboratorium sehingga jarang disarankan kepada pasien. Sebagai gantinya, ada yang menyarankan penggunaan metode alternatif, metode tanpa tes kadar insulin darah, misalnya dengan menggunakan Indeks trigliserida terhadap glukosa (Triglyceride and Glucose index, TyG index). Ada juga yang menyarankan menggunakan rasio trigliserida terhadap HDL. Konsep TyG index dan rasio Trigliserida/HDL ini didasarkan atas pengamatan bahwa insulin darah yang tinggi menyebabkan naiknya kadar trigliserida dan turunnya kadar HDL.

Resistensi insulin juga dapat diukur dengan tes Kraft, tes yang berdasarkan pada respon insulin terhadap glukosa. Caranya, saat perut kosong, pasien diberi minuman glukosa sebanyak 75 gram atau 100 gram. Kemudian, setelah ½ jam, 1 jam, 2 jam, 3 jam, hingga 5 jam darah diambil untuk diperiksa kadar insulin. Jika kadar insulin darah: (1) naik dengan cepat tetapi dengan kadar sedang selama 30 menit, kemudian setelah itu secara konstan turun dan setelah 3 jam kadar insulin kembali ke garis dasar, maka pasien memiliki sensitivitas insulin, sehat; (2) namun, andaikata setelah 30 menit tersebut, insulin pasien masih naik selama 60 menit, dan selain tinggi insulin juga butuh waktu lebih lama kembali ke garis dasar sekitar 5 jam, maka berarti pasien memiliki resisten insulin, beresiko menderita diabetes tipe-2 atau penyakit metabolisme lainnya; (3) jika insulin pasien tetap naik selama 2 sampai 3 jam dan butuh waktu lama untuk kembali ke garis dasar, pasien resisten insulin, kesehatannya memburuk dan menderita diabetes tipe 2; (4) jika insulin pasien terus meroket dan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk turun, dan jika turun hanya pada dasar garis yang tinggi, dipastikan pasien resisten insulin, kesehatannya memburuk dan menderita diabetes tipe-2 yang parah; (5) jika insulin pasien sangat rendah, kadar insulinnya hampir tidak bergerak tetapi kadar glukosa darah juga tinggi (mungkin mencapai 300 mg/dL), ini menunjukkan pasien menderita diabetes tipe-1.

Beberapa orang, misalnya orang yang mengikuti diet rendah karbohidrat dalam jangka panjang menunjukkan kadar insulin yang rendah. Namun demikian, karena kadar glukosa darahnya juga rendah, maka ini bukanlah penyakit. 

Gambar 3.2 Respon Insulin terhadap glukosa


Jika kamu tidak mampu melakukan tes insulin, ada indikator lain yang dapat digabungkan, dapat memberitahu kamu apakah kadar insulin kamu meningkat secara kronis, yakni berdasarkan beberapa tanda pada tubuh, diantaranya: (1) penambahan berat badan yang sulit diturunkan; (2) perut buncit; 3) Kadar trigliserida tinggi sedang kadar HDL rendah; (4) Tekanan darah tinggi, (5) lingkar pinggang di atas 80 cm untuk wanita atau 90 cm untuk pria; (6) adanya skin tags, atau daging tumbuh di kulit seperti kutil; (7) adanya acanthosis nigrican, kulit menebal warna hitam di lipatan paha, leher dan ketiak; dan (8) kadar asam urat tinggi. Semua ini bisa menggambarkan kadar insulin darah yang tinggi.


    Skin tag




 

                                                

Resistensi insulin terjadi pada jaringan yang aktif secara metabolik, meliputi otot rangka, liver dan jaringan lemak. Secara umum, sensitivitas sel-sel terhadap insulin menurun pada orang yang mengalami kegemukan seiring dengan meningkatnya tumpukan lemak perut. Hal ini memunculkan anggapan yang membenarkan bahwa kelebihan lemak perut menyebabkan menurunnya kemampuan sel-sel menerima sinyal insulin di otot. 

Pada liver, insulin yang tinggi ini gagal menghambat perombakan glikogen menjadi glukosa sehingga menaikkan gula darah, tetapi pada yang sama tetap memicu pembentukan lemak sehingga juga menyebabkan tingginya trigliserida (lemak). Pada jaringan lemak, akibat terganggunya pengangkutan gula ke dalam sel menyebabkan insulin gagal menekan terjadinya perombakan timbunan lemak menjadi asam lemak bebas.

Sejauh ini, saya telah banyak membicarakan insulin. Saya yakin, kamu tentu pernah mendengar tentang insulin, paling tidak kamu mengetahui tentang insulin yang digunakan sebagai obat suntik penderita penyakit diabetes.



Secara alami, insulin adalah hormon protein yang diproduksi oleh sel β pulau pulau Langerhans di pankreas atau islet of Langerhans. Pankreas memiliki 1-2 juta islet of Langerhans, setiap islet berukuran diameter 0,3 mm dan berada di sekitar 20 kapiler. Islet memiliki tiga sel utama, yaitu sel α, sel β dan sel δ. Sel α berkisar 20-25% dari total sel di islet dan mensekresikan glukagon. Sel β meliputi 60-75% sel di islet, mensekresikan insulin dan umumnya terletak di bagian tengah islet. Sel δ sekitar 10% sel islet dan mensekresikan somatostatin.



Pankreas, salah satu organ pencernaan yang terdapat di dalam perut. Ketika karbohidrat memasuki sistem pencernaan, dicerna menjadi glukosa kemudian diserap oleh usus dan memasuki aliran darah maka pankreas akan menghasilkan insulin untuk memasukkan glukosa ke dalam sel sebagai bahan penghasil energi. Jika ada kelebihan glukosa yang tidak diubah menjadi energi maka insulin akan menyimpannya  menjadi cadangan energi dalam bentuk lemak dan menguncinya agar tidak terbongkar.

Resistensi insulin tidak hanya menyebabkan insulin mengatur kadar gula darah namun juga menyebabkan kemampuan insulin untuk mengendalikan kadar lemak darah menjadi terganggu. Resistensi insulin menyebabkan meningkatnya sumber trigliserida untuk pembentukan VLDL, sehingga meningkatkan aliran asam lemak dari jaringan lemak ke liver, serta meningkatnya pembentukan lemak dari karbohidrat secara de novo di liver. Gangguan pengaturan lemak akibat resistensi insulin ini dapat diketahui melalui peningkatan produksi VLDL dan trigliserida. 


Jangan Percaya Hasil Cek Gula Darah, Masalahnya Adalah Kadar Insulin Darah

 

Cek Gula Darah,

 

Masalahnya bukan gula darah melainkan resistensi Insulin


Jika kamu pengikut diet normal, memakan banyak karbohidrat, meskipun hasil test gula darah kamu menunjukkan hasil yang normal, itu tidak bisa dijadikan indikator bahwa kamu sehat-sehat saja. Sebab kebanyakan orang yang memiliki hasil tes gula darahnya normal justru memiliki penyakit metabolik yang kronis yang disebabkan oleh insulin tinggi (hiperinsulinemia). Tes gula darah tidak akan memberitahu kamu kadar insulin, sehingga kamu tidak akan tahu jika kamu telah mengalami pre-diabetes. Padahal, sesungguhnya secara hormonal tidak ada perbedaan antara pre-diabetes dengan diabetes. Keduanya adalah masalah kadar insulin darah yang tinggi. Pada penderita pre-diabetes kadar gula darah memang terlihat normal, namun dibutuhkan banyak insulin untuk mencapai kadar gula darah menjadi normal. Jumlah insulin yang tinggi ini dibutuhkan karena sel-sel telah resisten terhadap insulin (resistensi insulin).

Tes gula darah hanya memberikan gambaran mengenai kadar gula darah. Itu sebabnya sehingga tes tersebut sangat tidak bisa diandalkan untuk memberikan gambaran yang akurat mengenai kondisi metabolisme glukosa kamu, apakah kamu sehat atau tidak sehat. Jika hasil  tes gula darah kamu menunjukkan gula darah puasa yang normal, itu tidak cukup untuk bisa dijadikan indikator bahwa kamu terbebas dari penyakit sindrom metabolik. Sebab, pangkal masalah yang sebenarnya dari sindrom metabolik adalah resistensi insulin (lihat Bab 3). 

Akar masalah kesehatan metabolisme ada pada kadar hormon insulin dalam darah yang tinggi. Jika kadar insulin kamu tinggi, kamu sakit. Maka, kamu beresiko untuk menderita obesitas yang parah, berat badan berlebihan, penumpukan lemak perut, hipertensi, HDL rendah, trigliserida tinggi, aterosklerosis, resiko serangan jantung, stroke dan resiko penyakit pembuluh darah lainnya. 

Untuk mengetahui kesehatan metabolisme, dibutuhkan tes stimulasi insulin. Tes ini dilakukan untuk menentukan respon insulin darah terhadap makanan bergula (karbohidrat). Caranya, saat perut kosong, pasien diberi minuman glukosa kemudian setelah ½ jam, 1 jam, 2 jam, dan 3 jam darah diambil untuk diperiksa kadar insulin. Sayangnya, kadar insulin darah jarang diperiksa karena biayanya mahal dan jarang laboratorium yang memiliki alat tesnya.

Resistensi insulin ini menjadi fase pendahuluan dari penyakit-penyakit metabolisme, seperti penyakit jantung, stroke, diabetes tipe 2, PCOS, alzheimer dan tumor atau kanker. Ini adalah penyakit yang dialami banyak orang. Faktanya, lebih dari 85% orang dewasa mengalami resistensi insulin. Sayangnya, pemeriksaan resistensi insulin belum dianggap sebagai hal penting yang disarankan ke pasien untuk mengetahui kesehatan metabolisme. Padahal, resistensi insulin bisa dideteksi jauh lebih dini sebelum terdeteksi adanya gejala penyakit metabolisme yang parah. Misalnya, kadar insulin darah yang tinggi telah dapat terdeteksi dalam waktu 10 tahun sebelum terdeteksi adanya gula darah yang tinggi sebagai indikator adanya penyakit diabetes tipe 2. Artinya, secara hormonal, seseorang telah menunjukkan sakit diabetes  tipe 2 selama 10 tahun, sebelum gula darahnya menunjukkan tanda-tanda penyakit tersebut. Mengabaikan tanda yang diberikan oleh kadar insulin darah yang tinggi  tersebut selama 10 tahun, sampai akhirnya kadar gula darah menjadi tidak terkendali, itu sama saja dengan mengabaikan peluang untuk sehat. 

Saya percaya, untuk saat ini, pemeriksaan kadar insulin darah adalah pemeriksaan kesehatan terbaik untuk bisa memprediksi kesehatan metabolisme seseorang. Sebab, dengan mengetahui hal tersebut, dapat diprediksi resiko ancaman penyakit diabetes tipe-2, penyakit jantung, pikun, dan banyak penyakit metabolisme lainnya. Jika kamu bisa mengetahui lebih dini adanya tanda-tanda resistensi insulin atau sindrom metabolik dan segera memulihkannya sebelum muncul sebagai penyakit yang parah, maka kamu bisa menghindar dari penyakit yang  merusak kebahagiaan hidupmu.

Tanpa tes insulin, kamu bisa memprediksi respon insulin berdasarkan beberapa tanda yang diberikan tubuh. Jika kamu sudah menunjukkan gejala-gejala sindrom metabolik, sebagian gejala atau seluruhnya seperti adanya masalah: berat badan berlebihan, tumpukan lemak perut, masalah gula darah, masalah asam urat, masalah kolesterol, dan atau masalah tekanan darah,  berarti kamu telah mengalami resistensi insulin. Tapi, jangan fokus hanya pada penyelesaian masalah-masalah tersebut. Jangan fokus pada ‘manajemen penyakit’ dan mengabaikan pencegahan atau ‘perawatan kesehatan’. Kamu harus fokus pada penyelesaian akar masalah, yaitu menurunkan kadar insulin darah yang tinggi. Deteksi dini sangat penting. Semakin dini terdeteksi dan dengan demikian memungkinkan intervensi lebih dini, maka makin murah biaya yang diperlukan untuk sehat serta semakin baik peluang untuk kembali sehat. 

Kamu membutuhkan perbaikan terhadap sensitivitas sel terhadap insulin. Ingat point penting ini: jangan biarkan kadar insulin darah kamu terus meninggi hingga menyebabkan resistensi insulin. Jutaan orang menderita penyakit prediabetes dan diabetes yang tidak terdiagnosis. Masih sangat jarang  pemeriksaan kadar insulin. Akibatnya, terlalu mahal biaya yang harus dikeluarkan untuk amputasi kaki, kebutaan, penyumbatan pembuluh darah, kerusakan ginjal, pikun, Alzheimer, kanker,  dan tekanan darah tinggi. Padahal, semua ini berpangkal pada akar masalah yang bisa dicegah lebih dini serta dapat dipulihkan: resistensi insulin. 

Prediabetes bisa disembuhkan sebelum berkembang menjadi diabetes. Sehingga tidak perlu menunggu sampai seseorang kehilangan pekerjaan, kehilangan banyak uang, penurunan kenikmatan hidup, serta kehilangan kesempatan untuk berkontribusi dalam masyarakat akibat penyakit kronis. 

Makanan yang banyak mengandung karbohidrat adalah penyebab dari resistensi insulin. Banyak makan karbohidrat akan menyebabkan pankreas memproduksi banyak insulin. Kadar insulin tinggi dalam darah yang terjadi sepanjang tahun  adalah pangkal masalah terjadinya resistensi insulin. 

Jadi, kamu tidak bisa menganggap dirimu sehat, bebas dari sakit gula hanya karena tes gula darah kamu normal atau menganggap bahwa kamu tidak mengalami masalah pada pembuluh darah dan jantung hanya karena belum merasakan sesak di dada. Ingat, penyakit metabolisme menggerogoti tubuh secara tersembunyi dan itu terjadi dalam waktu yang lama. Penyakit metabolisme seperti diabetes dan serangan jantung bisa mulai berproses 20 tahun sebelum dokter membuat vonis. 


Dokter Tidak Memberitahu atau Mungkin Tidak Tahu Kamu Sakit

 

Dokter Tidak Memberitahu

Ini Penyakit atau Tidak Tahu 


Masih ingat Ashraf Sinclair? Aktor yang memiliki gaya hidup sehat, bertubuh proporsional, tidak memiliki riwayat penyakit jantung atau penyakit kronis lainnya, rajin olahraga, menyukai diving dan berenang, pendiri klub olahraga dan sekaligus aktif mengikuti olahraga tersebut serta memiliki sertifikat pelatih Crossfit, olahraga kebugaran yang mengandalkan seluruh pergerakan anggota tubuh, menggabungkan antara pernapasan aerobik dan anaerobic. Pada hari selasa tanggal 18 Februari 2020, Ashraf Sinclair meninggal dunia di usia yang masih muda, karena serangan jantung .

Kematian mendadak Ashraf kemudian juga mengingatkan kita pada peristiwa kematian aktor Adjie Massaid pada tanggal 5 Februari 2011 pada usia yang juga masih muda, usia 43 tahun. Serangan jantung juga yang disebut-sebut mengakhiri hidupnya.

Serangan jantung terjadi akibat terhambatnya aliran darah ke jantung. Penyebab utama kondisi ini adalah tersumbatnya pembuluh darah koroner yang memasok darah ke jantung.

Profil Adjie Massaid, kata orang, mirip dengan Ashraf: punya gaya hidup sehat, memiliki tubuh proporsional, gemar olahraga. Berita yang tersebar di medsos, mengatakan bahwa Ashraf sempat melakukan latihan CrossFit sekitar satu jam sebelum meninggal. Diceritakan bahwa tidak ada tanda-tanda adanya sakit jantung pada Ashraf dan kondisinya sehat-sehat saja.

Tentu saja, sehat yang dimaksud dalam berita media sosial adalah sehat pengertian common sense. Sebab untuk mengetahui seseorang itu memiliki jantung sehat secara ilmiah, bukanlah sekedar mengetahui tekanan darah, gula darah dan kadar kolesterol darah. Yang lebih penting diketahui adalah kadar insulin darahnya. Sebab, kadar insulin darah dapat memberikan data yang akurat untuk mengetahui adanya resistensi insulin, yang menjadi akar masalah penyakit jantung. Biasanya, resistensi insulin akan memunculkan gejala sindrom metabolik, namun ada juga orang yang sudah mengalami resistensi insulin, namun belum menunjukkan tanda-tanda sindrom metabolik secara nyata. Sayangnya, tes untuk resistensi insulin masih sangat jarang dilakukan, selain karena biayanya yang mahal dan jarang laboratorium yang memilikinya, juga karena dokter belum menganggapnya penting. Itulah sebabnya, dokter tidak akan memberitahu hal ini unrtuk mengatakan kamu sakit atau sehat. Singkatnya, dokter tidak tahu jika kita sakit berdasarkan kesehatan metabolisme.

Padahal, jika tubuh kamu telah menampakkan gejala-gejala sindrom metabolik, itu adalah tanda-tanda bahwa kamu berpotensi besar untuk mengalami serangan penyakit mematikan, seperti penyakit jantung. Beberapa gejala sindrom metabolik bisa diketahui melalui serangkaian pemeriksaan medis (meskipun tidak seakurat jika tesnya adalah kadar insulin darah) meliputi pemeriksaan laboratorium terhadap: tekanan darah tinggi, kadar gula darah yang tinggi atau gula darah rendah, trigliserida tinggi, kolesterol HDL rendah, kolesterol LDL tinggi, kadar asam urat yang tinggi dan masalah pembekuan darah dalam peredaran darah. Tanpa pemeriksaan kadar insulin darah, parameter ini bisa membantu untuk kamu ketahui sebelum mengatakan bahwa jantung kamu sehat-sehat saja. Gula darah kamu mungkin saja normal berdasarkan hasil tes darah, tidak tinggi juga tidak rendah, namun ini bukanlah jaminan bahwa kamu sedang tidak mengalami penyakit sindrom metabolik. Sebab akar masalah dari gula darah adalah kadar insulin darah. Jadi, tanpa pemeriksaan insulin darah, maka gabungkan semua parameter yang ada. Jika kamu tidak mampu melakukan tes laboratorium, ada indikator lain yang dapat digabungkan, dapat memberitahu kamu apakah kadar insulin kamu meningkat secara kronis, yakni berdasarkan beberapa tanda pada tubuh, diantaranya: (1) penambahan berat badan yang sulit diturunkan; (2) perut buncit; 3) lingkar pinggang di atas 80 cm untuk wanita atau 90 cm untuk pria; (4) adanya skin tags, atau daging tumbuh di kulit seperti kutil; dan (5) adanya acanthosis nigrican, kulit menebal warna hitam di lipatan paha, leher dan ketiak. Semua ini bisa menggambarkan kadar insulin darah yang tinggi.

Anda mungkin bertanya, jika bukan dari dokter darimana saya belajar penjelasan ilmu sehat secara metabolisme ini? Saya guru Biologi yang sering mengajar materi METABOLISME. Saya belajar dari Ketofastosis Indonesia, berbagi pengalaman dengan banyak kawan yang menjalani gaya hidup keto. Saya juga belajar dari pengalaman, terutama belajar dari mendampingi istri lebih sepuluh tahun sakit diabetes komplikasi jantung dan stroke. Dari situ, saya belajar tentang bagaimana menangani sindrom metabolik dan penyakit yang muncul akibat sindrom metabolik tersebut dengan memanfaatkan pengetahuan tentang metabolisme keton, menggunakan diet rendah karbohidrat yang sering disebut secara gampangnya: diet keto. Istriku telah berhasil menghilangkan sindrom metabolik yang pernah dialaminya selama lebih sepuluh tahun dan dengan demikian sembuh dari penyakit mematikan seperti jantung, stroke dan diabetes. Dari pengalaman yang diberikan oleh perjalanan hidup istriku maka sejak beberapa tahun lalu, saya telah belajar cara mengefisienkan metabolisme ketosis dengan diet rendah karbohidrat untuk hidup lebih sehat.

Kamu mungkin sudah terbiasa mendengar orang yang membanggakan gaya hidup sehatnya dengan menghindar makan daging dan makanan berlemak serta tidak memakan gorengan. Mereka adalah pemakan roti, gandum, sayuran dan buah-buahan. Sarapan paginya sereal, biskuit gandum, buah dan kopi. Hasil tes gula darahnya normal, yang menunjukkan mereka sehat. Tapi, jangan percaya bahwa mereka benar-benar sehat sebelum mereka periksa kadar insulin darah.

Orang yang menjalani diet tinggi karbohidrat akan mengalami kadar insulin yang tinggi. Semakin sering makan karbohidrat tinggi, semakin tinggi pula kadar insulin darah. Inilah pemicu resistensi insulin, akar masalah penyakit sindrom metabolik, penyebab banyak penyakit manusia modern.

Istriku, sama seperti saya, sebelumnya adalah pengikut diet konvensional yang dianggap diet normal, diet tinggi karbohidrat. Sebagai akibatnya, lebih sepuluh tahun, perjalanan hidup istriku diwarnai oleh penderitaan akibat diabetes tipe-2, yang datang bersamaan dengan penyakit jantung dan stroke. Gejala-gejala sindrom metabolik juga bermunculan: masalah kolesterol, tekanan darah tinggi, asam urat tinggi, penggumpalan darah di pembuluh darah. Penyakit lainnya juga bergantian datang. Hepatitis, stroke, dan infeksi jari-jari kaki hingga harus diamputasi serta tumor di rahim. Setiap pekan kami harus mendatangi dokter untuk ‘konsul’ dan meminta suntik insulin. Tiga tahun setelah positif diabetes, istriku mengalami gangguan reproduksi di usia yang masih muda, 37 tahun. Pada saat itu, saya menerimanya sebagai suatu yang alami. Jika menopause wanita terjadi di usia 40 hingga 50 tahun, maka saya pikir istriku mengalami menopause dini, seperti wanita usia 50 tahun saat usia biologisnya baru 37 tahun. Artinya, dia mengalami penuaan yang cepat. Ini terjadi 15 tahun lalu. sekarang, di usia istriku 50 tahun, dia nampak seperti wanita usia 35 tahun.

Empat tahun menjalani diet rendah karbohidrat, saya melihat istriku menjadi muda kembali, walau usia kalender semakin bertambah tua. Berat badan yang dulu 95 kg turun menjadi 65 kg. Kadar gula darah dari 250 mg/dL bahkan biasa mencapai 500 mg/dL, turun di bawah 100 mg/dL. Tidak lagi menggunakan terapi suntik insulin untuk mengendalikan gula darah. Obat untuk jantung dihentikan. Obat penurun kolesterol juga ditinggalkan. Gabapentin, obat pereda nyeri dan obat tidur sudah tidak konsumsi lagi. Istriku benar-benar sehat, tidak lagi sakit-sakitan seperti dulu. Tidak ada lagi kunjungan ke dokter tiap pekan. Imunitas tubuhnya berfungsi kembali. Saya telah menulis kisah sembuh diabetes yang dialami istriku dalam buku: Sembuh Diabetes, kisah sukses seorang istri melawan diabetes.

Setelah istriku sembuh dari diabetes dan jantung serta berhenti menopause, barulah saya tersadar adanya hubungan yang erat antara penyakit diabetes, jantung, kolesterol, gangguan tidur dan gangguan reproduksi dengan metabolisme tubuh. Resistensi insulin adalah akar masalah dari penyakit-penyakit tersebut. Beberapa tahun menjalani diet rendah karbohidrat memberi saya banyak pengalaman berharga.

Ini Ilmu Sehat Rasional dan Sangat Murah

 

Saya Bukan Dukun Yang Pintar Meramal



Saya Tahu Anda Sakit Metabolisme
Berdasarkan Tanda di Kulit dan Perut

Tulisan ini membahas tentang mengambil pelajaran cara sehat secara rasional dan sangat murah dari materi pembelajaran Biologi SMA kelas XII, Metabolisme. Salah satu materi penting metabolisme adalah bernapas. Tanyakanlah kepada siswa: Apa itu bernapas? mereka akan menjawab: menghirup oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Itu jawaban level SD dan SMP. Pada tingkatan SMA, bernapas adalah proses pembentukan energi. Energi ini dibentuk melalui proses reduksi oksidasi (redoks), atau singkatnya biasa disebut saja oksidasi. Oksidasi dilakukan terhadap makanan. Jadi, metabolisme sangat berkaitan dengan makanan yang umum dikenal: Diet

Asumsi dasar materi metabolisme yang diajarakan di SMA, kita semua pengikut diet normal, memakan banyak karbohidrat. Memang demikianlah adanya manusia modern, umumnya adalah pemakan banyak karbohidrat. Itu yang dianggap normal. Di luar dari cara makan tersebut dianggap tidak normal. Sehingga, jika kita bicara pembentukan energi, maka fokusnya adalah metabolisme glukosa. Akibatnya, ketika orang bicara energi maka asumsinya harus karbohidrat. Orang akan menganggap bahwa tanpa karbohidrat, tidak akan ada energi. Ini asumsi keliru yang akhirnya menyebabkan manusia modern banyak sakit. Mereka terlalu banyak makan karbohidrat. Lupa, bahwa energi itu dibentuk melalui proses redoks, dan bahannya bisa dari lemak.

Biasanya, salah satu cara untuk mengetahu kesehatan seseorang adalah tes gula darah. Jika anda termasuk pengikut diet normal, pemakan dominan karbohidrat, jika percaya bahwa gula darah normal hasil tersebut menunjukkan tingkat kesehatan, anda tertipu. Meskipun hasil test gula darah kamu menunjukkan hasil yang normal, itu tidak bisa dijadikan indikator bahwa kamu sehat-sehat saja. Sebab kebanyakan orang yang hasil tes gula darahnya normal justru memiliki penyakit metabolik kronis yang disebut sindrom metabolik. Penyebabnya adalah insulin tinggi (hiperinsulinemia). Tes gula darah tidak akan memberitahu kamu berapa kadar insulin, sehingga kamu tidak akan tahu jika kamu telah mengalami pre-diabetes. Padahal, sesungguhnya secara hormonal tidak ada perbedaan antara pre-diabetes dengan diabetes. Keduanya adalah masalah kadar insulin darah yang tinggi. Pada penderita pre-diabetes kadar gula darah memang terlihat normal, namun dibutuhkan banyak insulin untuk mencapai kadar gula darah menjadi normal. Jumlah insulin yang tinggi ini dibutuhkan karena sel-sel telah resisten terhadap insulin (resistensi insulin).

Tes gula darah hanya memberikan gambaran mengenai kadar gula darah. Itu sebabnya sehingga tes tersebut sangat tidak bisa diandalkan untuk memberikan gambaran yang akurat mengenai kondisi metabolisme glukosa kamu, apakah kamu sehat atau tidak sehat. Jika hasil tes gula darah kamu menunjukkan gula darah puasa yang normal, itu tidak cukup untuk bisa dijadikan indikator bahwa kamu terbebas dari penyakit sindrom metabolik. Sebab, pangkal masalah yang sebenarnya dari sindrom metabolik adalah resistensi insulin.

Akar masalah kesehatan metabolisme ada pada kadar hormon insulin dalam darah yang tinggi. Jika kadar insulin kamu tinggi, kamu sakit. Maka, kamu beresiko untuk menderita obesitas yang parah, berat badan berlebihan, penumpukan lemak perut, hipertensi, HDL rendah, trigliserida tinggi, aterosklerosis, resiko serangan jantung, stroke dan resiko penyakit pembuluh darah lainnya.

Untuk mengetahui kesehatan metabolisme, dibutuhkan tes stimulasi insulin. Tes ini dilakukan untuk menentukan respon insulin darah terhadap makanan bergula (karbohidrat). Caranya, saat perut kosong, pasien diberi minuman glukosa kemudian setelah ½ jam, 1 jam, 2 jam, dan 3 jam darah diambil untuk diperiksa kadar insulin. Sayangnya, kadar insulin darah jarang diperiksa karena biayanya mahal dan jarang laboratorium yang memiliki alat tesnya.

Resistensi insulin ini menjadi fase pendahuluan dari penyakit-penyakit metabolisme, seperti penyakit jantung, stroke, diabetes tipe 2, PCOS, alzheimer dan tumor atau kanker. Ini adalah penyakit yang dialami banyak orang. Faktanya, lebih dari 85% orang dewasa mengalami resistensi insulin. Sayangnya, pemeriksaan resistensi insulin belum dianggap sebagai hal penting yang disarankan ke pasien untuk mengetahui kesehatan metabolisme. Padahal, resistensi insulin bisa dideteksi jauh lebih dini sebelum terdeteksi adanya gejala penyakit metabolisme yang parah. Misalnya, kadar insulin darah yang tinggi telah dapat terdeteksi dalam waktu 10 tahun sebelum terdeteksi adanya gula darah yang tinggi sebagai indikator adanya penyakit diabetes tipe 2. Artinya, secara hormonal, seseorang telah menunjukkan sakit diabetes tipe 2 selama 10 tahun, sebelum gula darahnya menunjukkan tanda-tanda penyakit tersebut. Mengabaikan tanda yang diberikan oleh kadar insulin darah yang tinggi tersebut selama 10 tahun, sampai akhirnya kadar gula darah menjadi tidak terkendali, itu sama saja dengan mengabaikan peluang untuk sehat.

Saya percaya, untuk saat ini, pemeriksaan kadar insulin darah adalah pemeriksaan kesehatan terbaik untuk bisa memprediksi kesehatan metabolisme seseorang. Sebab, dengan mengetahui hal tersebut, dapat diprediksi resiko ancaman penyakit diabetes tipe-2, penyakit jantung, pikun, dan banyak penyakit metabolisme lainnya. Jika kamu bisa mengetahui lebih dini adanya tanda-tanda resistensi insulin atau sindrom metabolik dan segera memulihkannya sebelum muncul sebagai penyakit yang parah, maka kamu bisa menghindar dari penyakit yang merusak kebahagiaan hidupmu.

Tanpa tes insulin, kamu bisa memprediksi respon insulin berdasarkan beberapa tanda yang diberikan tubuh. Jika kamu sudah menunjukkan gejala-gejala sindrom metabolik, sebagian gejala atau seluruhnya seperti adanya masalah: berat badan berlebihan, tumpukan lemak perut, masalah gula darah, masalah asam urat, masalah kolesterol, dan atau masalah tekanan darah, berarti kamu telah mengalami resistensi insulin. Tapi, jangan fokus hanya pada penyelesaian masalah-masalah tersebut. Jangan fokus pada ‘manajemen penyakit’ dan mengabaikan pencegahan atau ‘perawatan kesehatan’. Kamu harus fokus pada penyelesaian akar masalah, yaitu menurunkan kadar insulin darah yang tinggi. Deteksi dini sangat penting. Semakin dini terdeteksi dan dengan demikian memungkinkan intervensi lebih dini, maka makin murah biaya yang diperlukan untuk sehat serta semakin baik peluang untuk kembali sehat.

Kamu membutuhkan perbaikan terhadap sensitivitas sel terhadap insulin. Ingat point penting ini: jangan biarkan kadar insulin darah kamu terus meninggi hingga menyebabkan resistensi insulin. Jutaan orang menderita penyakit prediabetes dan diabetes yang tidak terdiagnosis. Masih sangat jarang pemeriksaan kadar insulin. Akibatnya, terlalu mahal biaya yang harus dikeluarkan untuk amputasi kaki, kebutaan, penyumbatan pembuluh darah, kerusakan ginjal, pikun, Alzheimer, kanker, dan tekanan darah tinggi. Padahal, semua ini berpangkal pada akar masalah yang bisa dicegah lebih dini serta dapat dipulihkan: resistensi insulin.

Prediabetes bisa disembuhkan sebelum berkembang menjadi diabetes. Sehingga tidak perlu menunggu sampai seseorang kehilangan pekerjaan, kehilangan banyak uang, penurunan kenikmatan hidup, serta kehilangan kesempatan untuk berkontribusi dalam masyarakat akibat penyakit kronis.

Makanan yang banyak mengandung karbohidrat adalah penyebab dari resistensi insulin. Banyak makan karbohidrat akan menyebabkan pankreas memproduksi banyak insulin. Kadar insulin tinggi dalam darah yang terjadi sepanjang tahun adalah pangkal masalah terjadinya resistensi insulin.

Jadi, kamu tidak bisa menganggap dirimu sehat, bebas dari sakit gula hanya karena tes gula darah kamu normal atau menganggap bahwa kamu tidak mengalami masalah pada pembuluh darah dan jantung hanya karena belum merasakan sesak di dada. Ingat, penyakit metabolisme menggerogoti tubuh secara tersembunyi dan itu terjadi dalam waktu yang lama. Penyakit metabolisme seperti diabetes dan serangan jantung bisa mulai berproses 20 tahun sebelum dokter membuat vonis.

Secara Evolusi, Manusia Pemakan Makanan Hewani

 

Secara Evolusi, Yang Mana Sehat


 makan tumbuhan (vegan) atau makan hewan (karnivora)

Selama 2,5 juta tahun manusia mendapatkan makanan dengan mata pencaharian pokoknya berburu, menangkap ikan dan mengumpulkan tumbuhan liar. Dari semua manusia yang pernah hidup, 90% adalah manusia pemburu-peramu. Mereka memakan daging, buah dan sayuran liar. Sebagai pemburu binatang liar, tentu saja makanan pokok yang dominan adalah daging atau ikan. Didukung oleh diet, gaya hidup, dan sumber makanan yang cukup, menjadikan tubuh mereka sehat. Postur tubuh yang bagus. Struktur tulang dan gigi yang kuat. Secara evolusi,diet yang menjadikan daging sebagai makanan pokok tersebut serasi dengan genetik manusia.

Sebagai adaptasi terhadap makanan berprotein tinggi, asam lambung manusia cukup tinggi, lebih mirip dengan hewan pemakan daging. Asam lambung yang tinggi (pH 1-3) pada manusia dibutuhkan untuk mengaktifkan enzim pencerna protein dan sebagai pembunuh kuman (mikroba) di lambung. Hal ini berbeda dengan hewan pemakan tumbuhan yang hanya membutuhkan sedikit keasaman lambung sehingga memberi peluang bagi mikroba untuk hidup di lambungnya.

Jika keasaman lambung manusia turun (misal pH4) akibat produksinya terhambat, misalnya karena konsumsi karbohidrat yang banyak, maka pencernaan protein terganggu dan mikroba dapat tumbuh di dalam lambung. Keasaman lambung yang rendah ini, bukan hanya mengakibatkan masalah pencernaan bagi manusia, namun juga menyebabkan terjadinya malnutrisi hingga gangguan mental.

Senasib dengan manusia, anjing dan kucing, hewan yang didomestikasi manusia kira-kira 1500 tahun yang lalu, meskipun bisa hidup dengan diberi banyak karbohidrat seperti nasi dan roti, namun makanan ini akan merusak lambungnya. Sebagai hewan yang secara genetis telah beradaptasi ikut gaya hidup manusia, sebagai pemakan daging, sama seperti manusia tuannya, anjing dan kucing tidak memiliki enzim atau fasilitas pencerna karbohidrat di lambungnya. Dengan demikian, meskipun anjing bisa memakan daging dan juga tepung karbohidrat dari tumbuhan, namun secara evolusi dan fisiologi anjing bukanlah omnivora. Anjing adalah karnivora. Anjing akan sakit lambung jika makan banyak nasi. demikian juga kucing.

Kira-kira 10.000 tahun yang lalu dengan berkembangnya pertanian, maka keserasian diet dari makanan hewani dengan genetik manusia yang sudah berjalan selama jutaan tahun, terganggu. Revolusi produksi pangan memberikan tambahan baru pada diet manusia, yakni biji-bijian karbohidrat seperti: gandum dan beras. Inilah awal munculnya penyakit sindrom metabolik manusia modern.

Masalahnya, waktu 10.000 tahun sebagai pemakan biji-bijian karbohidrat belumlah cukup untuk terjadinya adaptasi gen manusia terhadap makanan yang baru diperkenalkan tersebut, sebab gen manusia tidak banyak berubah dalam waktu 10.000 tahun tersebut. Akibatnya, secara genetis manusia belum mampu menangani makanan yang mengandung karbohidrat tinggi. Kebanyakan manusia akhirnya mengalami gangguan pencernaan yang bermula dari masalah keasaman lambung. Juga, adaptasi sekresi hormon insulin untuk mengatur makanan tinggi karbohidrat tersebut tidak berjalan baik, sehingga menimbulkan penyakit metabolisme. Sukses pertanian biji-bijian yang memperbesar jumlah total makanan yang bisa dimanfaatkan manusia, tidak diiringi dengan pemenuhan nutrisi yang lebih baik. Manusia banyak makan karbohidrat namun mengalami malnutrisi mikronutrien, seperti zinc, zat besi, kalsium, retinol (vit. A), Vitamin B2, vitamin B6, dan vitamin B12. Ini adalah konsekuensi logis tidak adanya makanan yang berasal dari hewan dalam diet.

Akibat diperkenalkannya makanan biji-bijian tinggi karbohidrat sebagai makanan pokok pada 10.000 tahun lalu menyebabkan menurunnya asupan protein hewan. Sebagai akibatnya, tubuh manusia memendek. Setelah biji-bijian karbohidrat diperkenalkan sebagai makanan pokok manusia, maka rata-rata tinggi pria dan wanita menyusut sekitar 15 centimeter. Meskipun persediaan protein manusia modern telah menjadi semakin banyak, namun struktur tubuh manusia modern tetap bertumbuh seperti buah apel, perut membuncit. Mengapa? Konsumsi protein yang tinggi juga disertai dengan konsumsi karbohidrat yang semakin meningkat. Akibatnya, kadar insulin juga meningkat secara kronis. Sebagai hasil akhirnya penumpukan lemak.

Banyak penyakit manusia modern muncul berawal dari konsumsi karbohidrat yang tinggi. Artinya, menurunkan konsumsi karbohidrat bisa bermanfaat untuk menghilangkan banyak penyakit dan memperpanjang usia hidup.

Indikator terbaik untuk menilai manfaat pengurangan karbohidrat ini adalah produksi AGEs (advanced glycosylation end product), substansi sampah metabolisme yang diproduksi oleh tubuh akibat kelebihan karbohidrat yang berikatan secara kimiawi dengan protein. Kadar AGEs ini akan meningkat jika kadar gula darah juga meningkat. Menurunkan gula darah berarti menurunkan produksi AGEs.

AGEs ini mirip lem, yang melekat pada tempat-tempat yang tidak semestinya seperti pembuluh darah dan DNA sel, sehingga mempercepat berbagai proses penyakit. AGEs menginduksi kerusakan dan kematian sel, memicu katarak dan menyebabkan melemahnya otot. Karena itu AGEs dijadikan penanda penuaan dan penyakit degeneratif seperti diabetes, aterosklerosis, ginjal kronis, asma, radang sendi, penyakit jantung, retinopati, neuropati dan alzheimer.

Karena gen-gen manusia modern tidak berbeda dengan nenek moyang kita jutaan tahun lalu, maka diet yang benar secara genetik adalah menjadikan daging sebagai makanan pokok, bukan biji-bijian karbohidrat. Jadi, jika kamu ingin tetap berada di jalur evolusi yang benar, maka diet banyak makanan hewani, sedikit tumbuhan dan rendah karbohidrat adalah pilihan yang sehat.Dengan sedikit karbohidrat dan menghindari karbohidrat dari biji-bijian, maka kamu akan mencukupkan kebutuhan nutrisi dari bahan makanan hewani yang serasi secara genetis dengan kamu.

Gemuk, itu Penyakit

 

Gemuk Itu Penyakit


Maaf, saya harus mengatakannya

Seharusnya, saya tidak perlu merasa bersalah mengatakannya. Sebab ini sudah menjadi pandemi global. Bahkan, jika kita mau jujur, pandemi covid sesungguhnya memiliki akar masalah yang sama dengan kegemukan: sindrom metabolisme. Virus corona hanyalah penyakit penyerta. Penyakit sindrom metabolik, akar kegemukan sejatinya adalah pandemi yang kita hadapi, sedang virus covid 19 hanyalah penyakit penyerta. Sayangnya, narasi yang dominan, virus corona adalah penyakit utama, sedang sindrom metabolik adalah cormobid, penyakit penyerta. Tapi, begitulah. Narasi juga ditentukan oleh siapa yang berkuasa, dan untuk kepentingan siapa.

Jika kamu, mau berpikiran terbuka, cobalah untuk meragukan narasi yang dominan mengenai kesehatan. Ragukanlah pola makanmu yang dominan karbohidrat. karena inilah akar masalah pandemi yang kita hadapi sekarang. Ubahlah gaya hidupmu, dari banyak makan karbohidrat menjadi pemakan sedikit karbohidrat (low carb).

Jika kamu telah mengubah gaya hidupmu, meninggalkan diet konvensional yang tinggi karbohidrat dan menjalani diet rendah karbohidrat, maka dalam darahmu kadar insulin akan rendah sedang kadar glukagon akan naik, dan sebagai hasilnya tubuhmu akan segera menjadi pembakar lemak, dan tidak lagi menjadi penimbun lemak. Kamu akan memiliki tubuh yang proporsional, karena terjadi perombakan sel-sel tubuh yang tidak dibutuhkan. Jangan takut menjadi sangat kurus, karena metabolisme tubuhmu tidak akan merombak protein otot yang masih dibutuhkan.

Diet rendah karbohidrat akan menjadikan tubuhmu meninggalkan jalur pembakaran karbohidrat, berpindah ke jalur pembakar lemak, yang lebih dikenal dengan istilah ketosis. Istilah ini mengacu pada otak yang tidak mampu menggunakan asam lemak sebagai bahan bakar, sehingga asam lemak terlebih dahulu harus diubah menjadi keton sebelum otak menggunakannya sebagai bahan bakar. Proses pembentukan keton ini disebut ketosis.

Mengapa membakar lemak tubuh menjadi penting? Salah satu tanda paling mudah untuk mengenali seseorang mengalami masalah metabolisme adalah keberadaan tumpukan lemak, terutama tumpukan lemak perut. Meskipun sulit untuk melihat tumpukan lemak perut seseorang secara kasat mata, namun perut buncit dan pinggang yang lebar bisa menjadi tanda bahwa seseorang memiliki lemak perut yang berlebihan. Orang yang mengalami perut membuncit adalah akibat penumpukan lemak di daerah perut. Ini merupakan tanda yang kuat adanya sindrom metabolik. Karena kuatnya hubungan antara perut buncit dengan sindrom metabolik, maka tidak mengherankan jika Jepang memberlakukan Hukum Metabo (metabolic syndrome). Hukum ini mengatur ukuran lingkar pinggang warga Jepang. Laki-laki di atas usia 40 tahun maksimal ukuran lingkar pinggang 80 sentimeter, sedang wanita pada umur yang sama maksimal ukuran lingkar pinggangnya 90 sentimeter.

Masalah dari orang yang kelebihan berat badan adalah kelebihan lemak tubuh. Jadi untuk mencapai berat badan ideal bukanlah sekedar mengurangi berat badan, melainkan harus membakar kelebihan lemak tubuh. Hampir semua orang telah mengetahui bahwa kelebihan lemak tubuh membuat kita tidak sehat. Bahkan sudah banyak orang yang sadar adanya hubungan yang kuat antara perut buncit dengan penyakit sindrom metabolik seperti penyakit jantung dan diabetes. Mereka sadar bahwa keberadaan timbunan lemak perut tersebut menyebabkan gangguan metabolisme tubuh.

Sindrom metabolik memberi tanda bahwa seseorang sedang mengalami proses sakit yang parah. Beberapa gejala bisa diketahui melalui serangkaian pemeriksaan medis meliputi tekanan darah tinggi, kadar gula darah yang tinggi atau gula darah rendah, trigliserida tinggi, kolesterol HDL rendah, kolesterol LDL tinggi, kadar asam urat yang tinggi dan masalah pembekuan darah dalam peredaran darah. Secara sendiri-sendiri, mungkin saja satu gejala sindrom metabolic ini belum membahayakan, namun jika gejala-gejala ini terakumulasi maka mereka bisa memunculkan suatu penyakit yang membahayakan, terutama penyakit jantung dan diabetes.

Orang yang mengalami sindrom metabolik memiliki resiko yang besar untuk terkena penyakit, seperti: serangan jantung, stroke, diabetes, fatty liver, obesitas, mandul (gangguan reproduksi), tumor dan kanker.

Tipuan Terbesar dalam Sejarah

 

Revolusi makanan yang menyengsarakan


Beras banyak tapi orang kurang gizi

Masih banyak orang percaya, bahhwa revolusi pertanian adalah satu lompatan kemajuan dari ummat manusia. Mereka beranggapan bahwa kemajuan tersebut didorong oleh kemajuan berfikir manusia menemukan: bibit unggul, pestisida dan pupuk.

Tapi itu hanya hayalan. Cacat berpikir yang terlanjur melekat di banyak kepala orang. Menganggap bahwa banyak makan identik dengan kecukupan gizi. Orang kenyang adalah orang sejahtera. Hingga dipersingkat, orang gemuk tandanya orang sejahtera. Untuk kenyang, harus makan nasi. Belum dianggap makan jika belum makan nasi. Tanpa nasi, orang akan kelaparan. Jadi lumbung beras harus berlimpah, sebagai simbol sejahtera. Semua ini hanya mitos.

Beras yang berlimpah, justru menjerumuskan manusia dalam kehidupan yang lebih berat. Beras berlimpah memang memperbesar jumlah makanan yang bisa dimakan manusia, namun makanan yang banyak itu bukan berarti gizi yang lebih baik. Jadi, manusia kelebihan makan (overnourished), namun makanannya justru kurang gizi, karena tidak mengandung satu atau lebih nutrien esensial (malnutrisi). Nutrien esesial adalah nutrisi yang harus diperoleh dari makanan karena tidak bisa dibuat sendiri oleh tubuh dari bahan lain. Misalnya, jagung tidak memiliki asam amino esensial lisin. Orang pemakan jagung akan mengalami masalah pembentukan protein. Demikian juga yang terjadi dengan orang yang hanya makan nasi, kentang dan gandum, mereka bisa kekurangan asam amino esensial.

Masalah lain yang timbul akibat konsumsi karbohidrat yang banyak seperti nasi, adalah respon insulin tubuh. Makin banyak karbohidrat yang memasuki aliran darah, makin banyak pula insulin dalam darah, maka semakin cepat glukosa dalam darah diubah menjadi timbunan glikogen atau timbunan lemak. Ini memicu obesitas. Penimbunan gula darah menjadi lemak ini juga berarti gula darah dengan cepat berkurang. Gula darah yang cepat turun akan memicu rasa lapar yang juga cepat. Akibatnya, insulin yang tinggi bukan saja membuat gemuk tapi juga mempercepat rasa lapar. Ringkasnya: semakin tinggi insulin, semakin gemuk. Semakin banyak makan karbohidrat, semakin cepat merasa lapar. Rasa lapar yang mengganggu, menurunkan tingkat kebahagian, tanda kesejahteraan hidup menurun.

Pernahkah kamu mendengar orang kecanduan karbohidrat? Orang yang kecanduan karbohidrat selalu ingin makan karbohidrat berupa kue, mie, nasi atau minuman bergula, dan tidak akan berhenti gelisah sebelum kecanduannya terhadap karbohidrat terpuaskan. Tanpa makan karbohidrat dalam sehari, maka dia akan merasa sangat tidak enak badan, gelisah, lelah, tidak bisa berpikir hingga sakit kepala. Orang tersebut mungkin sedang mengalami gula darah rendah (hipoglikemia) yang diakibatkan oleh tingginya insulin darah.

Banyak orang yang tidak mengetahui mengapa ia gampang mengalami rasa lapar, kelelahan, gampang marah, malas, selalu ingin makan. Misalnya, mereka makan pada jam 12 siang maka pada jam 2 atau jam 3 siang, mereka merasa lapar lagi, mengantuk dan tidak bisa berpikir. Karena itu, mereka selalu menyiapkan kue untuk memuaskan rasa laparnya, sebab mereka tahu bahwa rasa laparnya tidak akan berhenti kecuali setelah dipuaskan dengan kue-kue. Dua atau tiga jam setelah makan siang, adalah saat dimana kelelahan sudah terasa. Mereka kemudian membuat pembenaran dengan mengatakan bahwa rasa lelah di sore hari adalah hal normal. Kebanyakan orang ini tidak pernah menghubungkan gejala kelelahan yang dialaminya dengan kondisi real metabolisme tubuhnya, bahwa sel-sel tubuhnya telah gagal memproduksi energi dari makanan yang dimakannya. Mereka hanya tahu bawa mereka lapar, tidak berenergi dan itu harus dipuaskan. Akibatnya berat badannya terus bertambah. Jika mereka berusaha menurunkan berat badannya, mereka beranggapan tidak akan bisa sebab tidak akan mampu menahan rasa lapar sepanjang hari.

Rasa lapar yang terus menerus dan kelelahan sepanjang hari juga bukan hal normal, karena itu harus segera dipulihkan. Kegagalan orang menyelesaikan masalahnya, karena mereka menganggap gejala selalu lapar, sebagai akibat gula darah yang cepat turun, sebagai masalah sehingga berusaha menghilangkan gejala tersebut dengan makan banyak gula, memakan makanan tinggi karbohidrat untuk menaikkan gula darah, padahal akar masalah yang harus diselesaikan adalah kadar insulin yang tinggi dalam darah.

Memakan banyak makanan karbohidrat untuk menaikkan gula darah bukanlah solusi atas masalah, justru akan terjadi sebaliknya, semakin menambah masalah bagi tubuh, seperti: otak akan selalu merasa lapar, mudah lelah karena kekurangan bahan bakar untuk membentuk energy, timbunan lemak tubuh semakin bertambah dan tekanan darah menjadi tinggi.

Makanan yang mengandung banyak karbohidrat, dengan cepat memicu naiknya kadar glukosa darah. Glukosa darah yang naik segera memicu pankreas untuk menghasilkan insulin yang banyak. Kenaikan kadar insulin darah yang tinggi dengan cepat menyimpan gula darah tersebut menjadi glikogen atau menjadi lemak. Aktivitas insulin yang menyimpan glukosa darah dengan cepat menurunkan kadar glukosa darah. Akibatnya, dua atau tiga jam setelah makan karbohidrat, maka glukosa darah dengan cepat menjadi rendah. Inilah yang menyebabkan hipoglikemia. Akibatnya, otak tidak mendapatkan suplai glukosa yang cukup karena kadar glukosa sudah menjadi rendah. Saat gula darah menjadi rendah, otak mulai kelaparan energy yang membuatnya kelelahan. Kondisi ini kemudian memicu kembali rasa lapar, hingga otak segera memerintahkan agar diberi karbohidrat. Meskipun tubuh masih menyimpan cadangan glikogen dan lemak di liver namun simpanan tersebut tidak dapat dibongkar karena insulin yang tinggi mengunci cadangan ini serta menghambat glukagon untuk melakukan tugasnya sebagai hormon pembongkar (katabolic).

Orang yang memiliki kadar insulin tinggi dalam darahnya akan lebih banyak menimbun glukosa yang dimakannya menjadi lemak dibanding yang bisa digunakannya sebagai energy. Walaupun terus memakan karbohidrat sebagai sumber energy dalam jumlah banyak, namun tetap kekurangan energi karena karbohidrat tersebut hanya menjadi timbunan lemak. Ringkasnya, banyak makan nasi adalah petaka. Banyak beras bukan tanda sejahtera, tapi awal penderitaan.


Berapa Gula Yang Anda Butuhkan

Tubuh Membuat Sendiri Kolesterol sesuai Kebutuhannya

Pada abad ke 5 SM dokter Yunani Hippocrates telah memperingatkan bahwa orang-orang yang gemuk berpotensi meninggal mendadak, tetapi saat itu...