Bukan Gula Darah,
Harusnya Periksa Hormon Insulin
Anda tidak bisa berasumsi sehat, bebas dari sakit gula hanya karena tes gula darah menunjukkan hasil yang normal. Ingat, masalah gula darah hanyalah gejala yang timbul dari masalah hipeinsulinemia (insulin tinggi dalam darah). Insulin tinggi yang lebih dikenal sebagai resistensi insulin adalah akar dari penyakit metabolisme tersebut, yang menggerogoti kesehatan tubuh secara tersembunyi dan itu terjadi dalam waktu yang lama. Penyakit metabolisme seperti penyakit gula bisa mulai berproses 20 tahun sebelum dokter membuat vonis.
Resistensi insulin terjadi ketika sel-sel tubuh (sel hati, sel otot dan sel adiposit) menjadi kurang sensitif atau bahkan resisten terhadap insulin. Karena insulin harus berikatan dengan reseptor spesifik di membran plasma sel target agar dapat berfungsi, maka resistensi insulin ini menyebabkan kegagalan fungsi insulin untuk mengangkut gula ke dalam sel. Hasilnya, gula menumpuk dalam darah menyebabkan kadar gula darah menjadi tinggi. Penumpukan gula di dalam aliran darah ini memicu pankreas untuk terus memproduksi lebih banyak insulin dan melepaskannya terus-menerus ke dalam aliran darah dengan maksud mengendalikan kadar gula darah ke batas normal. Namun, kondisi sel-sel tubuh yang resisten, tidak sensitif terhadap insulin menyebabkan insulin tidak dapat digunakan sehingga kadarnya berlebihan dalam darah.
Jika kamu mengalami resistensi insulin, maka kamu memiliki kadar insulin yang tinggi dalam darahmu. Ini disebut hiperinsulinemia.
Gambar 3.1 Reseptor insulin sel, hormon insulin & glukosa
Salah satu metode untuk mengukur resistensi insulin adalah homeostasis model assessment insulin resistance (HOMA-IR). Indeks pengukuran resistensi insulin ini menggunakan kadar glukosa darah puasa dan insulin. Sayangnya, hingga buku ini ditulis tes HOMA-IR masih mahal dan tidak tersedia di semua laboratorium sehingga jarang disarankan kepada pasien. Sebagai gantinya, ada yang menyarankan penggunaan metode alternatif, metode tanpa tes kadar insulin darah, misalnya dengan menggunakan Indeks trigliserida terhadap glukosa (Triglyceride and Glucose index, TyG index). Ada juga yang menyarankan menggunakan rasio trigliserida terhadap HDL. Konsep TyG index dan rasio Trigliserida/HDL ini didasarkan atas pengamatan bahwa insulin darah yang tinggi menyebabkan naiknya kadar trigliserida dan turunnya kadar HDL.
Resistensi insulin juga dapat diukur dengan tes Kraft, tes yang berdasarkan pada respon insulin terhadap glukosa. Caranya, saat perut kosong, pasien diberi minuman glukosa sebanyak 75 gram atau 100 gram. Kemudian, setelah ½ jam, 1 jam, 2 jam, 3 jam, hingga 5 jam darah diambil untuk diperiksa kadar insulin. Jika kadar insulin darah: (1) naik dengan cepat tetapi dengan kadar sedang selama 30 menit, kemudian setelah itu secara konstan turun dan setelah 3 jam kadar insulin kembali ke garis dasar, maka pasien memiliki sensitivitas insulin, sehat; (2) namun, andaikata setelah 30 menit tersebut, insulin pasien masih naik selama 60 menit, dan selain tinggi insulin juga butuh waktu lebih lama kembali ke garis dasar sekitar 5 jam, maka berarti pasien memiliki resisten insulin, beresiko menderita diabetes tipe-2 atau penyakit metabolisme lainnya; (3) jika insulin pasien tetap naik selama 2 sampai 3 jam dan butuh waktu lama untuk kembali ke garis dasar, pasien resisten insulin, kesehatannya memburuk dan menderita diabetes tipe 2; (4) jika insulin pasien terus meroket dan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk turun, dan jika turun hanya pada dasar garis yang tinggi, dipastikan pasien resisten insulin, kesehatannya memburuk dan menderita diabetes tipe-2 yang parah; (5) jika insulin pasien sangat rendah, kadar insulinnya hampir tidak bergerak tetapi kadar glukosa darah juga tinggi (mungkin mencapai 300 mg/dL), ini menunjukkan pasien menderita diabetes tipe-1.
Beberapa orang, misalnya orang yang mengikuti diet rendah karbohidrat dalam jangka panjang menunjukkan kadar insulin yang rendah. Namun demikian, karena kadar glukosa darahnya juga rendah, maka ini bukanlah penyakit.
Gambar 3.2 Respon Insulin terhadap glukosa
Jika kamu tidak mampu melakukan tes insulin, ada indikator lain yang dapat digabungkan, dapat memberitahu kamu apakah kadar insulin kamu meningkat secara kronis, yakni berdasarkan beberapa tanda pada tubuh, diantaranya: (1) penambahan berat badan yang sulit diturunkan; (2) perut buncit; 3) Kadar trigliserida tinggi sedang kadar HDL rendah; (4) Tekanan darah tinggi, (5) lingkar pinggang di atas 80 cm untuk wanita atau 90 cm untuk pria; (6) adanya skin tags, atau daging tumbuh di kulit seperti kutil; (7) adanya acanthosis nigrican, kulit menebal warna hitam di lipatan paha, leher dan ketiak; dan (8) kadar asam urat tinggi. Semua ini bisa menggambarkan kadar insulin darah yang tinggi.
Skin tag
Resistensi insulin terjadi pada jaringan yang aktif secara metabolik, meliputi otot rangka, liver dan jaringan lemak. Secara umum, sensitivitas sel-sel terhadap insulin menurun pada orang yang mengalami kegemukan seiring dengan meningkatnya tumpukan lemak perut. Hal ini memunculkan anggapan yang membenarkan bahwa kelebihan lemak perut menyebabkan menurunnya kemampuan sel-sel menerima sinyal insulin di otot.
Pada liver, insulin yang tinggi ini gagal menghambat perombakan glikogen menjadi glukosa sehingga menaikkan gula darah, tetapi pada yang sama tetap memicu pembentukan lemak sehingga juga menyebabkan tingginya trigliserida (lemak). Pada jaringan lemak, akibat terganggunya pengangkutan gula ke dalam sel menyebabkan insulin gagal menekan terjadinya perombakan timbunan lemak menjadi asam lemak bebas.
Sejauh ini, saya telah banyak membicarakan insulin. Saya yakin, kamu tentu pernah mendengar tentang insulin, paling tidak kamu mengetahui tentang insulin yang digunakan sebagai obat suntik penderita penyakit diabetes.
Secara alami, insulin adalah hormon protein yang diproduksi oleh sel β pulau pulau Langerhans di pankreas atau islet of Langerhans. Pankreas memiliki 1-2 juta islet of Langerhans, setiap islet berukuran diameter 0,3 mm dan berada di sekitar 20 kapiler. Islet memiliki tiga sel utama, yaitu sel α, sel β dan sel δ. Sel α berkisar 20-25% dari total sel di islet dan mensekresikan glukagon. Sel β meliputi 60-75% sel di islet, mensekresikan insulin dan umumnya terletak di bagian tengah islet. Sel δ sekitar 10% sel islet dan mensekresikan somatostatin.
Pankreas, salah satu organ pencernaan yang terdapat di dalam perut. Ketika karbohidrat memasuki sistem pencernaan, dicerna menjadi glukosa kemudian diserap oleh usus dan memasuki aliran darah maka pankreas akan menghasilkan insulin untuk memasukkan glukosa ke dalam sel sebagai bahan penghasil energi. Jika ada kelebihan glukosa yang tidak diubah menjadi energi maka insulin akan menyimpannya menjadi cadangan energi dalam bentuk lemak dan menguncinya agar tidak terbongkar.
Resistensi insulin tidak hanya menyebabkan insulin mengatur kadar gula darah namun juga menyebabkan kemampuan insulin untuk mengendalikan kadar lemak darah menjadi terganggu. Resistensi insulin menyebabkan meningkatnya sumber trigliserida untuk pembentukan VLDL, sehingga meningkatkan aliran asam lemak dari jaringan lemak ke liver, serta meningkatnya pembentukan lemak dari karbohidrat secara de novo di liver. Gangguan pengaturan lemak akibat resistensi insulin ini dapat diketahui melalui peningkatan produksi VLDL dan trigliserida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Keto Palopo