Penyakit Kardiovaskular
14 Juli 2017
Oleh Maryanne Demasi , Robert H Lustig & Aseem Malhotra
Bukti menunjukkan bahwa resistensi insulin adalah prediktor terbaik untuk penyakit kardiovaskular dan diabetes tipe 2.
Berbagi pengalaman, gagasan dan semangat hidup sehat dengan gaya hidup makan banyak lemak sedikit karbohidrat, untuk membiasakan tubuh melakukan metabolisme ketosis
Penyakit Kardiovaskular
14 Juli 2017
Oleh Maryanne Demasi , Robert H Lustig & Aseem Malhotra
Bukti menunjukkan bahwa resistensi insulin adalah prediktor terbaik untuk penyakit kardiovaskular dan diabetes tipe 2.
Kolesterol adalah teman kita
Cholesterol: why it needs a rethink - YOU Magazinehttps://www.you.co.uk › chole
Ahli jantung Dr Aseem Malhotra
membuat pernyataan yang mungkin akan mengejutkan banyak pembaca
yang terbiasa dengan kebijaksanaan konvensional
bahwa kolesterol adalah musuh kesehatan kita
dan kita harus mengambil segala cara untuk menurunkannya.
'Itu jelas salah,' kata Dr Malhotra,
'Kolesterol adalah teman kita.'
Hubungan antara low-density lipoprotein (LDL), yang disebut kolesterol 'jahat', dan penyakit jantung sangat lemah. Bagi mereka yang lebih tua dari 60 (ketika orang lebih mungkin menderita serangan jantung), malah tidak terlihat ada hubungannya. Faktanya, semakin tinggi LDL Anda, semakin kecil kemungkinan Anda meninggal karena sebab apa pun. Ini tidak berlaku untuk hiperkolesterolemia familial, suatu kondisi genetik yang menyebabkan kolesterol tinggi.
Studi Framingham AS skala besar, yang memantau tiga generasi, mengungkapkan sedikit perbedaan kadar kolesterol antara mayoritas dari mereka yang mengidap dan tidak mengembangkan penyakit jantung. Penelitian lebih lanjut menemukan bahwa dari lebih dari 130.000 pasien yang dirawat di rumah sakit karena serangan jantung, 75 persennya memiliki kadar kolesterol total dan LDL yang normal.
Faktanya. faktor risiko yang paling penting penyakit jantung adalah sindrom metabolik. Inilah yang menyebabkan peradangan, akar penyebab penyakit jantung. Sindrom metabolik, yang terkait dengan konsumsi gula dan karbohidrat lain yang tinggi, didiagnosis ketika pasien memiliki tiga atau lebih kondisi berikut:
● Diabetes tipe 2 atau keadaan pra-diabetes yang dikenal sebagai toleransi glukosa terganggu.
● Peningkatan tekanan darah (lebih tinggi dari 140/90mmHg).
● Rendahnya tingkat high-density lipoprotein (HDL), yang disebut kolesterol 'baik'.
● Tingkat trigliserida tinggi (lemak ketiga diukur dalam kolesterol total, bersama dengan HDL dan LDL).
● Peningkatan ukuran pinggang (lebih dari 90 cm untuk pria dan 84 cm untuk wanita).
Konsumsi statin tidak memperpanjang hidup pada orang yang belum mengalami serangan jantung. Demikian juga dengan mengurangi lemak jenuh (ditemukan dalam daging, krim, mentega, keju dan beberapa minyak nabati) tidak ada hubungannya dengan usia harapan hidup. Dalam sebuah penelitian, pasien dengan penyakit jantung yang mengganti lemak jenuh dengan minyak nabati yang tinggi lemak omega-6 memang secara signifikan mengurangi kolesterol LDL mereka, tetapi hal ini justru meningkatkan tingkat serangan jantung dan tingkat kematian.
Quite frankly, Dr Malhotra has been nothing short of a medical game changer throughout his career as a leading cardiologist in the UK, having impressively enlisted major celebrities such as world-famous chef Jamie Oliver and British football icon Steven Gerrard in his attempt to introduce significant improvements in school food being offered across the country. The inspirational doctor has also established himself as one of the world's most influential campaigning doctors with regards to medical issues such as obesity, heart disease and overall population health. His main topic of research over the years has been shifting the understanding of true causes of heart disease and how potentially reverse it.
As well as occupying the full-time position as consultant cardiologist, Dr Malhotra is also a regular visiting professor of evidence based medicine at the Bahiana School of Medicine and Public Health in Salvador, Brazil and is an honorary council member of the Metabolic Psychiatry Clinic at the Stanford University School of Medicine in California. Not only that, but the revolutionary Dr Malhotra is also a founding member and advisor to the obesity-tackling, charity campaign group, Action on Sugar. To-date, Dr Malhotra's admirational campaigning has seen the UK's main media outlets, academics and politicians take note and take action with regards to prioritising sugar reduction.
Dr Malhotra was shortlisted in the Sunday Times Debrett's list as one of the most influential individuals in the UK in the fields of science and medicine, a list which also had the iconic Professor Stephen Hawking shortlisted. Incredibly, his altmetric total score (an overall measure of impact and reach) relating to the number of medical journal publications had reached over 10,000 by 2013, one of the highest global scores for any doctor worldwide during this specific period of time.
Dr Malhotra is a regular expert health commentator for main British print and broadcast media, most notably his role as newspaper reviewer for none other than Sky News. He has also written a whole host of health-related publications for various media giants, such as The Guardian, The Daily Telegraph, and BBC online but to mention a few.
Merasa Bersalah Menolak Makanan Bergula?
mungkin ada perasaan sungkan menolak gula.
Tapi, pikirkanlah bahwa gula lebih racun dari nikotin pada rokok.
Ya, gula adalah racun.
Pemicu terkuat terbentuknya glikasi.
Glikasi adalah proses ketika gula (glukosa atau fruktosa) menempel pada protein atau lemak. Hal ini menyebabkan jaringan menjadi lengket, rapuh, dan mengalami gangguan fungsi. Molekul gula yang melengket dengan protein atau gula melengket dengan lemak ini disebut glikasi atau AGEs.
AGEs menyebabkan komplikasi diabetes, penyakit jantung, kerusakan pembuluh darah, kerusakan saraf, kebutaan, kulit keriput dan kendur serta gangguan metabolisme lainnya.
Makan banyak karbohidrat seperti nasi, kentang, roti dan mie adalah pendorong utama terjadinya glikasi.Meskipun umumnya gula memicu glikasi, namun gula sirup jagung HFCS dan gula tebu atau gula merah yang banyak mengandung fruktosa justru menyebakan glikasi sepuluh kali lebih kuat dari gula lainnya.
dengan mengurangi konsumsi karbohidrat dan menghindari gula pemanis (gula sirup jagung, gula tebu) dan mengganti sumber energi gula dengan sumber energi dari lemak dan protein, maka kadar gula akan normal. ini akan menghindarkan tubuh proses glikasi yang merusak, mencegah terjadinya diabetes, penyakit jantung dan penyakit metabolisme lainnya.
Efek Samping Statin: pertimbangkan resikonya
Dokter sering meresepkan obat statin kepada orang yang memiliki kolesterol tinggi.
Seperti lovostatin dan simvastatin.
Maksudnya, untuk memblokir pembentukan kolesterol di liver.
Sayangnya, obat ini punya efek samping yang berbahaya.
Sama bahayanya, atau mungkin lebih berbahaya dari masalah yang ingin diselesaikan.
1. Memicu Penyakit Diabetes
2. Penyakit Liver
Menghambat proses pembentukan kolesterol adalah target obat kolesterol.
Akibatnya, liver akan bermasalah. Timbul peradangan di liver.
3. Gangguan otak atau saraf
Sebanyak 20% kolesterol ada di otak.
Mengurangi produksi kolesterol yang dihasilkan di liver membuat otak bermasalah.
Memori otak terganggu, penyebab pelupa dan kebingungan.
Ini cerita Duane Graveline, mantan astronot NASA berusia 68 tahun.
Suatu hari ia mengalami amnesia.
Ia kembali ke rumah dari jalan paginya, dan tidak dapat mengingat di mana dia berada.
Dia menyapa istrinya seperti orang asing.
Ketika ingatannya kembali sekitar enam jam kemudian,
dia mengingat apa yang menyebabkan ia mengalami serangan amnesia.
Hanya satu hal: dia baru saja mulai menggunakan obat statin Lipitor.
Statin, seperti Lipitor adalah obat penurun kolesterol. Sayangnya, obat ini menimbulkan efek samping pada otak, seperti kehilangan memori, bingung dan kesulitan belajar. Banyak orang yang mungkin didiagnosis dementia, pikun sebagai konsekwensi penuaan, padahal itu adalah akibat memakai statin.
Di otak, kolesterol memainkan peran penting dalam pembentukan koneksi saraf. Ini sangat penting untuk memori dan pembelajaran. Berpikir cepat dan bereaksi cepat juga sangat bergantung bergantung pada kolesterol otak, karena molekul kolesterol adalah blok bangunan selubung yang menyekat neuron dan mempercepat transmisi listrik. Jadi, menurunkan kolesterol akan berakibat buruk pada jalur koneksi saraf.
4. Kerusakan dan Nyeri Otot
A G E : Penyebab Penderita Diabetes Cepat Menua
Pada orang yang menderita diabetes,
organ tubuh berkembang seperti organ tubuh orang yang jauh lebih tua.
Artinya, penyakit diabetes menyebabkan tubuh menua dengan kecepatan yang dipercepat.
Jawabannya: AGE. Ada kecenderungan glukosa, saat terbawa di aliran darah, untuk terikat atau menempel pada protein. Keterikatan itu disebut glikasi (atau glikosilasi). Proses tersebut mengarah pada ikatan silang yang tidak dapat diubah antara molekul protein yang berdekatan. Cross-linking secara signifikan berkontribusi pada kekakuan dan hilangnya elastisitas yang ditemukan pada jaringan yang menua.
Salah satu pemeriksaan pada penderita diabetes untuk mengetahui apakah gula darah meningkat, adalah tes darah laboratorium Hemoglobin A1c (hemoglobin glikosilasi). Ini digunakan untuk mengukur kontrol glukosa darah selama dua sampai tiga bulan terakhir.
HbA1c tersebut adalah ikatan gula dengan protein yang terbentuk dari ikatan kimia kovalen, yang disebut sebagai produk akhir glikosilasi lanjutan, atau AGEs.
Kolagen, salah satu jenis jaringan ikat yang bersifat fleksibel yang menyatukan kulit dengan otot dan menyatukan rangka, adalah salah satu jaringan pertama yang terpengaruh oleh glikasi tersebut.
saat fleksibilitas kolagen rusak oleh proses glikasi AGE, maka kulit akan menjadi kaku dan rusak. Arteri juga ikut rusak. Inilah sebabnya, penderita diabetes mengalami komplikasi penyakit jantung. AGE yang terjadi pada pembuluh darah akan menyebabkan kerusakan pada permukaan arteri tempat terjadinya glikasi.
AGE adalah kontributor utama penuaan. Karena AGE terbentuk dari proses glikasi, reaksi gula dengan protein atau lemak, menjaga gula darah Anda dalam kisaran normal adalah langkah terbaik agar molekul gula glikasi tersebut tidak mendapatkan peluang untuk merusak di jaringan tubuh.
Kadar gula darah yang tinggi, bukan hanya terjadi pada penderita diabetes. Bisa juga terjadi pada orang belum divonis diabetes, seperti orang pra-diabetes dan pada orang yang mengalami sindrom metabolik(tekanan darah tinggi, asam urat tinggi, perut gendut).
Pada abad ke 5 SM dokter Yunani Hippocrates telah memperingatkan bahwa orang-orang yang gemuk berpotensi meninggal mendadak, tetapi saat itu...