Minggu, 11 September 2022

PENGAPURAN PEMBULUH DARAH: bukan karena banyak minum air berkapur tapi karena kekurangan Magnesium

Kekurangan magnesium, sebagai konsekuensi metabolisme gula berlebih atau akibat stres, kemarahan, kecemasan, ketakutan & cuaca ekstrem yang menguras magnesium, menyebabkan pengapuran jaringan lunak.

Orang yang menggunakan suplemen kalsium juga dapat menyebabkan kekurangan magnesium. Karena kalsium ini menjadi penghambatan kompetitif untuk penyerapan magnesium. 

Suplementasi vitamin D yang berlebihan juga dapat menyebabkan defisiensi magnesium melalui penyerapan kalsium yang berlebihan dan karenanya meningkatkan risiko kalsifikasi arteri. 

Kekurangan magnesium menyebabkan: hipertensi, 
aritmia, 
kalsifikasi arteri, 
aterosklerosis, 
gagal jantung, 
dan peningkatan risiko trombosis. 

Hal ini menunjukkan bahwa defisiensi magnesium adalah penyebab utama, walaupun kurang diakui:
penyebab penyakit jantung dan stroke (kardiovaskular) . 

Karena magnesium serum tidak mencerminkan magnesium intraseluler, maka sebagian besar kasus kekurangan magnesium tidak terdiagnosis. 

Selain itu, karena penyakit kronis, obat-obatan yang menurunkan kandungan magnesium, tanaman pangan kekurangan magnesium, maka sebagian besar orang di masyarakat modern berisiko kekurangan magnesium.

Individu tertentu akan membutuhkan suplemen magnesium untuk mencegah defisiensi magnesium terutama jika mencoba untuk mendapatkan status magnesium yang optimal untuk mencegah penyakit kronis. 

Kekurangan magnesium meningkatkan risiko berbagai jenis penyakit kardiovaskular, merugikan negara-negara di seluruh dunia dalam jumlah yang tak terhitung biaya dan penderitaan perawatan kesehatan, dan harus dianggap sebagai krisis kesehatan masyarakat.

KESURUPAN: bukanlah gangguan JIN melainkan defisiensi Magnesium

 




Sebagai guru Biologi di sekolah menengah atas, saya sering menyaksikan siswa yang kesurupan. Hampir semua orang di sekitar saya menyebut itu sebagai 'kerasukan jin'. Walaupun semua orang berpikiran sama: kesurupan adalah gangguan jin, tanggung jawab saya adalah mendidik siswa untuk menyampaikan fakta sains bahwa kesurupan itu adalah masalah defisiensi nutrisi. Saya berusaha menyederhanakannya: defisiensi Magnesium.

Jadi, jika saya ditanya: Apa solusinya? Jawaban saya: garam. Tentu saja maksud saya bukanlah garam Natrium klorida melainkan Magnesium klorida (MgCl2). Semprotan Magnesium Oil, larutan garam yang mengandung Magnesium adalah solusi saya untuk siswa yang kesurupan. Di dalam tas saya selalu tersedia larutan Magnesium. Walaupun saya tahu, itu tidaklah cukup untuk mengatasi masalah defisiensi Magnesium.

Ada dua jenis defisiensi nutrisi, yakni (1) defisiensi nyata, seperti penyakit sariawan akibat defisiensi asam askorbat; dan (2) defisiensi subklinis, yakni gangguan fungsi fisiologis, seluler, atau biokimia yang tidak tampak secara klinis. Defisiensi nutrisi kedua ini, seperti pada defisiensi Magnesium yang tidak menampakkan gejala klinis paling mengkhawatirkan karena tidak mudah dikenali atau sulit untuk didiagnosis dokter.

Dalam Biologi, salah satu fungsi utama Magnesium pada manusia adalah mengatur keseimbangan gradien konsentrasi ion Na+/K+ yang sangat penting pada berfungsinya pompa Na-K seluler. Berfungsinya pompa ini sangat menentukan kerja sistem saraf.  

Defisiensi magnesium menyebabkan kejang otot spontan (kram yang menyakitkan pada otot di tangan dan kaki ). Gejala lain dari defisiensi magnesium adalah gangguan mental seperti depresi, kebingungan, kecemasan, agitasi, agresi, kemarahan, disorientasi, halusinasi, iritabilitas neuromuskular (tremor), dan kejang kejang.

Kejang-kejang ini adalah akibat dari eksitasi berlebihan pada sistem saraf (sel saraf), yang timbul karena perbedaan potensial listrik yang berkurang antara permukaan luar dan membran dalam sel. Hal ini ditimbulkan oleh gagguan keseimbangan Na-K sebagai akibat dari defisiensi Magnesium.

Banyak faktor yang dapat menyebabkan orang kekurangan magnesium, seperti gagal ginjal, konsumsi alkohol dan masalah malabsorpsi (gangguan penyerapan magnesium di usus kecil dan usus besar). Ini berarti bahwa orang yang mengalami penyakit pencernaan seperti masalah usus atau usus besar seperti penyakit Crohn, sindrom iritasi usus besar , penyakit celiac, gastroenteritis, steatorea idiopatik, kolitis ulserativa, reseksi usus kecil, pasien ileostomi atau pasien dengan kolitis ulserativa mungkin mengalami defisiensi magnesium.

Asidosis tubulus ginjal, asidosis diabetikum, diuresis berkepanjangan, pankreatitis akut, hiperparatiroidisme dan aldosteronisme primer juga dapat menyebabkan defisiensi magnesium. Orang yang menderita sindrom metabolik juga mengalami defisiensi magnesium. Pasien diabetes tipe 2 juga ditemukan memiliki kadar magnesium yang rendah.

Konsumsi suplemen kalsium juga dapat menyebabkan defisiensi magnesium karena kalsium ini melakukan penghambatan kompetitif terhadap penyerapan Magnesium. Demikian juga jika konsumsi suplemen vitamin D yang berlebihan dapat menyebabkan defisiensi magnesium melalui penyerapan kalsium yang berlebihan dan karenanya menurunkan kadar Magnesium. Penggunaan obat diuretik dan obat lain juga dapat menyebabkan defisiensi magnesium.

Banyak atlet yang menderita kekurangan magnesium, sebagian karena latihan fisik'. Setidaknya, kira-kira 15 mg magnesium hilang melalui keringat per hari, tetapi kehilangan mungkin lebih besar terutama dalam kondisi peningkatan keringat (olahraga, panas dan kelembapan).

Karena, defisiensi magnesium tidak menampakkan sebagai gejala secara klinis dan karenanya tidak mudah dikenali oleh dokter, untuk itu  dibutuhkan upaya kesehatan masyarakat yang lebih besar untuk menginformasikan tentang bahaya defisiensi magnesium dan pentingnya diagnosis defisiensi magnesium.




TEORI KALORI : Kebohongan yang dikampanyekan sebagai kebenaran!

Ada kepercayaan yang dianut banyak orang bahwa untuk menurunkan berat badan, tubuh harus menggunakan lebih banyak kalori untuk aktivitas dibanding kalori yang dimakan, sehingga tubuh berada dalam kondisi defisit kalori. Kita semua telah terbiasa mendengar hal ini. Sepintas, kedengarannya ajaran yang masuk akal. Misalnya, jika kebutuhan energi harian saya adalah 2.300 kalori. Kemudian, dengan mempertimbangkan usia, berat badan, massa tubuh, tinggi badan, tingkat aktivitas, dan pekerjaan saya, maka secara teknis yang perlu saya lakukan hanyalah makan 1.800 kalori, maka saya defisit 50 kalori. Secara matematis, kekurangan kalori tersebut akan menyebabkan penurunan berat badan saya.



Faktanya, dengan menerapkan ajaran ini, justru semakin banyak orang kegemukan dan sakit. Lebih dari 65% dari kita kelebihan berat badan atau obesitas. Padahal, jika ajaran tentang kalori makanan itu benar, secara statistik orang gemuk akan berkurang bukan bertambah. Jadi, ada yang kurang pas.

Sehubungan dengan teori kalori tersebut, Anda pasti pernah mendengar orang mengatakan: "Olahraga adalah faktor terpenting untuk menurunkan berat badan". Apakah Anda berhasil menurunkan berat badan dengan banyak olahraga?

Sekarang, saya ingin mengatakan kepada Anda: "mengatur makanan dan bukan olahraga yang menjadi faktor terpenting untuk menurunkan berat badan." Jika anda hanya olahraga sementara gizi Anda buruk sehingga Anda mengalami ketidakseimbangan hormon, maka olahraga itu tidak berarti apa-apa.

Tubuh tidak diatur oleh berapa banyak suplai kalori yang kita makan.  Pengatur metabolisme tubuh adalah HORMON melalui reseptor tertentu dalam tubuh sebagai respons terhadap makanan tertentu yang Anda makan. Jadi, jika Anda makan 100 kalori donat atau 100 kalori brokoli, maka secara kalori itu sama saja bagi tubuh. Namun, tubuh akan memberikan reaksi yang berbeda secara hormonal terhadap dua jenis makanan tersebut. Akan terjadi lonjakan kenaikan kadar insulin darah yang besar ketika memakan donat, sementara tidak ada lonjakan insulin jika makan brokoli. Insulin ini memberi respon terhadap kadar gula darah bukan pada berapa banyak kalori yang kita makan.

Lihatlah makanan lemak. Jika Anda makan 200 kalori dari alpukat atau minyak zaitun, Anda tidak mendapatkan lonjakan insulin, tidak akan ada penimbunan lemak tubuh. Ini juga mendapat manfaat tambahan berupa rasa kenyang, sehingga Anda merasa kenyang lebih lama. Sebaliknya, jika Anda makan 200 kalori brownies, maka respons insulin akan naik. Respon ini adalah perintah bagi sel untuk mengambil kelebihan gula dan meningkatkan penyimpanan lemak.

Jadi inilah intinya; bukan berapa banyak kalori yang Anda makan, melainkan berapa banyak karbohidrat (gula) yang Anda makan dan jenis karbohidrat apa yang perlu Anda perhatikan.

Kita biasa mendengar bahwa ada orang yang kelebihan berat badan yang mengatakan bahwa mereka hanya makan 2 kali sehari dan “makanannya tidak banyak”, tapi mengapa berat badannya terus bertambah. Karena masalahnya bukan pada jumlah makanan yang dimakan, tapi jenis makanan karbohidrat yang mereka pilih sebagai makanannya adalah masalahnya.

Ini sama saja dengan orang-orang yang mengatakan “Saya sudah mencoba segalanya tetapi sepertinya tidak bisa mengubah berat badan.” Sudah mencoba pembatasan kalori, tapi berat badan terus bertambah. Iya, karena masih makan terlalu banyak karbohidrat. Jadi, sarannya adalah  jangan makan terlalu banyak makanan berkarbohidrat. Jika Anda kelebihan berat badan selama 10 tahun, Anda tidak dapat berharap untuk menurunkan berat badan itu dalam 10 minggu hanya dengan mengurangi makan kalori. Itu tidak akan terjadi. yang Anda harus lakukan adalah kurangi makan karbohidrat atau kurangi gula.

Tentu saja, perusahaan makanan besar seperti Coca-Cola menyukai teori kalori, karena mereka ingin Anda percaya bahwa Anda dapat minum atau makan produk mereka yang mengandung banyak gula sebagai bagian dari diet seimbang yang sehat setiap hari! Walaupun mereka juga tahu bahwa itu kebohongan yang telah dikampanyekan sebagai kebenaran.

Bagaimanapun, sekaleng coke memiliki 11% dari karbohidrat yang direkomendasikan harian Anda berdasarkan "yang direkomendasikan" 2000 kalori per hari dan tunjangan karbohidrat 45-65% piramida makanan (tapi itu 39g karbohidrat dari 10 sendok teh gula.)


Jadi, apa yang perlu Anda lakukan setiap hari untuk menjadi sehat? Hal pertama adalah memotong semua karbohidrat olahan seminimal mungkin. Jika Anda adalah seseorang yang menghitung makronutrien (karbohidrat, lemak, dan protein) bertujuan untuk kurang dari 15% karbohidrat per hari, isi sisa hari Anda dengan banyak lemak baik dan protein hewani. 

Pahami bahwa sensasi rasa lapar akan datang dan pergi 3-4 kali per hari, tetapi jika Anda terus bekerja atau tidak menghiraukannya, maka Anda akan merasa baik-baik saja dalam satu jam, dan Anda akan mulai memanfaatkan beberapa simpanan lemak tubuh Anda.

Berapa Gula Yang Anda Butuhkan

Tubuh Membuat Sendiri Kolesterol sesuai Kebutuhannya

Pada abad ke 5 SM dokter Yunani Hippocrates telah memperingatkan bahwa orang-orang yang gemuk berpotensi meninggal mendadak, tetapi saat itu...