<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-9148621472216032"
crossorigin="anonymous"></script>
Baik laki-laki maupun wanita, sama-sama memiliki payudara. Hormon yang mempengaruhi payudara tersebut juga sama. Bedanya, wanita menginginkan payudara membesar bahkan melakukan operasi pembesaran payudara, sementara laki-laki tidak menginginkan payudara membesar bahkan melakukan operasi untuk mengecilkan payudaranya.
Pada wanita, normalnya di usia pubertas akan terjadi pembesaran dan pematangan payudara. Perkembangan payudara ini terjadi akibat interaksi hormonal. Hormon estrogen dan progesteron yang lebih dikenal sebagai hormon kewanitaan bertindak sebagai hormon yang merangsang perkembangan payudara wanita tersebut.
Perkembangan payudara laki-laki terjadi serupa dengan perkembangan payudara wanita dewasa.Pada usia pubertas, laki-laki yang mengalami pembesaran payudara diakibatkan oleh menurunnya hormon kejantanan (testosteron) atau meningkatnya perubahan hormon kejantanan menjadi hormon kewanitaan oleh enzim aromatase yang lebih dikenal sebagai proses aromatisasi testosteron menjadi estrogen, sehingga kadar hormon kewanitaannya lebih banyak dari hormon kejantanan.
Normalnya, meskipun laki-laki menghasilkan kedua jenis hormon, baik hormon kejantanan testosteron dan hormon kewanitaan estrogen, namun estrogen hanya diproduksi dalam jumlah sedikit, sedangkan testosteron diproduksi dalam jumlah banyak. Jika kadar testosteron pria sangat rendah dibandingkan dengan estrogen, atau jika ada kelebihan aktivitas estrogen lebih aktif dibanding testosteron, maka payudara laki-laki tersebut akan bertumbuh yang lebih besar.
Pada laki-laki usia tua (>60 tahun), pembesaran payudara lebih umum terjadi. Sekitar 30% laki-laki usia tua mengalami pembesaran payudara. Fakta menunjukkan bahwa pembesaran payudara di usia tua tersebut adalah hasil dari peningkatan aktivitas enzim aromatase sebagai efek dari peningkatan lemak tubuh. Peningkatan aromatisasi yang dipicu oleh penimbunan lemak ini, berakibat pada penurunan konsentrasi testosteron. Penelitian menunjukkan adanya peningkatan kadar estrogen pada urin laki-laki gemuk. Hasil ini juga menunjukkan adanya ekspresi aromatase di jaringan lemak. Dengan demikian, baik ginekomastia obesitas maupun ginekomastia penuaan, memiliki proses yang sama, yakni akibat dari peningkatan aktivitas aromatase, yang menyebabkan peningkatan perubahan testosteron menjadi estrogen. Meningkatnya tumpukan lemak tubuh seiring bertambahnya usia, memicu peningkatan aktivitas aromatase di jaringan lemak, meningkatkan sirkulasi estrogen lebih banyak.
Jadi, payudara membesar pada laki-laki, bukanlah sekedar masalah volume payudara melainkan masalah rendahnya kadar hormon testosteron. Ini bukan sekedar masalah pada dorongan seks yang rendah, tapi ini juga berkaitan dengan kurangnya energi, gangguan tidur, kurangnya massa otot, dan gangguan pada tulang serta suasana hati. Dengan demikian, mengecilkan payudara pada laki-laki, bukanlah sekedar estetika melainkan demi peningkatan kualitas hidup.
Akar masalah yang sebenarnya dari aromatisasi testosteron menjadi estrogen adalah resistensi insulin. Setiap kali Anda makan karbohidrat seperti nasi, mie dan roti, maka makanan ini akan memasuki sistem pencernaan dan dipecah menjadi gula yang disebut glukosa. Glukosa akan mengalir bersama aliran darah, dan akan tetap berada dalam aliran darah sampai hormon insulin tiba. Insulin bertanggung jawab untuk mendorong glukosa masuk ke dalam sel otot untuk diubah menjadi energi, atau masuk ke sel liver, dan sel-sel lain di tubuh Anda, yang akan mengubah kelebihan glukosa menjadi trigliserida – dan akhirnya mendorongnya ke dalam sel lemak. Dengan kata lain, insulin membuat lemak.
Pankreas memproduksi dan melepaskan insulin segera setelah merasakan peningkatan kadar gula darah. Segera setelah Anda makan nasi, mie, kue atau donat, insulin disekresikan ke dalam darah Anda untuk memproses gula tersebut dan mengirimkannya sebagai bahan bakar ke sel lain, dan juga mulai membuat trigliserida dan lemak. Proses ini sangat penting karena menjaga kadar gula darah Anda tetap aman dan seimbang.
Sayangnya, proses alami ini rentan mengalami gangguan akibat melimpahnya makanan olahan dan kebiasaan gaya hidup yang tidak sehat manusia modern. Banyak orang hidup dari hari ke hari dengan kebiasaan salah yang menyebabkan kadar glukosa darahnya stabil pada ketinggian. Ini memaksa kadar insulin juga selalu melonjak tinggi sebagai respons terhadap begitu banyaknya gula darah. Jika kebiasaan makan dan gaya hidup Anda memaksa insulin untuk terus melonjak dan mengalir melalui darah Anda, Anda akan mengembangkan resistensi insulin. Tubuh Anda berhenti merespons insulin sebagaimana mestinya, dan kadar gula darah Anda merayap tinggi dan lebih tinggi, memaksa pankreas Anda untuk memompa lebih banyak lagi. Inilah akar masalah dari hilangnya kejantanan laki-laki, aromatisasi testosteron menjadi estrogen.
Karena resistensi insulin adalah akar masalah dari payudara membesar, maka mengambil langkah-langkah untuk membalikkan resistensi insulin harus menjadi prioritas pertama Anda. Membalikkan resistensi insulin tidak bisa terjadi dalam semalam. Bagaimanapun, masalah jangka panjang membutuhkan solusi jangka panjang. Menciptakan kebiasaan makan yang sehat secara konsisten adalah cara terbaik untuk mencapai lebih banyak sensitivitas insulin dan menyeimbangkan kadar gula darah Anda.
Mulailah dengan membatasi asupan karbohidrat Anda dan mengganti karbohidrat dengan makanan berlemak dan berprotein, seperti: Alpukat, kacang Almond dan kacang lainnya, polong-polongan, daging sapi, ayam, domba, ikan, serta telur. Kombinasi makanan ini memberi tubuh hanya sedikit gula atau karbohidrat ke dalam sistem peredaran darah sehingga memaksimalkan respons tubuh Anda terhadap insulin. Inilah metode yang ampuh untuk mengurangi resistensi insulin Anda. Pada akhirnya, metode ini akan menghambat proses aromatisasi, menghambat perubahan testosteron menjadi estrogen, menaikkan kadar testosteron, menurunkan kadar estrogen, mengecilkan payudara, serta mengembalikan kejantanan.