Banyak tumbuhan yang memiliki protein “tinggi”. Namun demikian, tidak ada protein nabati yang kualitasnya sebanding dengan makanan hewani.
Umumnya, konsumsi protein hanya mengukur jumlahnya. Tentu saja jumlah itu penting, tapi tanpa memperhitungkan BIOAVAILABILITY, yaitu berapa banyak protein yang sebenarnya akan diserap oleh tubuh untuk digunakan maka hitungan jumlah itu menjadi tidak berguna. Kualitas protein dan bioavailabilitas adalah yang benar-benar penting karena itu menentukan kegunaan.
Jadi, bagaimana kita mengukur kualitas protein? Ada dua "skor" yang dibuat untuk menentukan kemampuan protein makanan untuk memenuhi kebutuhan asam amino tubuh: 1) Skor Asam Amino Kecernaan Protein (PDAAS) 2) Skor Asam Amino yang Sangat Dapat Dicerna (DIAAS)
Jadi apa artinya ini? Nah itu berarti bahwa misalnya Protein pada tahu (Kacang kedele), meskipun sering disebut-sebut sebagai makanan " tinggi protein" namun sebenarnya itu tidak terlalu bagus. Meskipun kacang mengandung banyak protein, dengan skor DIAAS 64, namun kacang ini memiliki protein "kualitas" rendah.
Kedelai memiliki kelemahan lain. Penelitian menunjukkan bahwa mengkonsumsi protein kedelai memiliki efek yang lebih rendah dibandingkan dengan protein whey dalam pembentukan protein otot.
Kuncinya adalah bahwa untuk jumlah konsumsi yang sama antara protein hewan dengan protein tumbuhan, maka Anda akan mendapatkan penurunan sifat anabolik pada konsumsi protein nabati sehingga dengan demikian penambahan massa otot lebih rendah saat mengonsumsi kedelai dibanding jika makan protein hewani.
Memang, pembentukan otot tetap dimungkinkan dengan hanya makan protein dari tanaman tetapi dengan syarat jumlahnya yang harus ditingkatkan untuk menyamakan kedudukan dengan konsumsi makanan hewani. Walau demikian, jelas bahwa protein nabati lebih rendah daripada protein hewani pada tingkat anabolik.
Kedelai juga sangat tinggi fitoestrogen, yang meniru estrogen dalam tubuh dan dapat menurunkan testosteron atau mengganggu keseimbangan hormon bila dikonsumsi berlebihan. Testosteron adalah kunci pada pria dan wanita untuk membangun otot.
Cukup jelas, bahwa protein hewani lebih unggul dari protein nabati jika mempertimbangkan kualitas dan bioavailabilitas, dibuktikan dengan skor DIAAS. Bahkan kedelai, yang terutama lebih rendah, bahkan diberi skor DIAAS yang lebih tinggi.
Bisakah Anda membangun pertumbuhan massa otot dengan memakan protein tumbuhan? Tentu saja bisa, dengan lebih banyak usaha dibanding pemakan protein hewani.
Secara evolusioner, tidak masuk akal bahwa manusia dapat mencukupkan kebutuhan protein terutama dari tanaman. Tetapi meskipun demikian, itu adalah pilihan pribadi. Saya di sini hanya untuk menyampaikan fakta sains.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Keto Palopo