Selasa, 26 April 2022

PERUT -- OTAK : Bagaimana Perut Mengganggu Jiwa




Studi menunjukkan bahwa sebagian besar gangguan kejiwaan disebabkan oleh masalah pencernaan. Sekitar 40-60% pasien yang memiliki masalah pencernaan (lambung dan usus) juga mengalami gangguan kejiwaan. Sedangkan pasien gangguan kejiwaan yang mengunjungi psikiater sekitar 50% adalah orang yang juga mengalami masalah usus (IBS).

Keterkaitan yang erat antara masalah pencernaan dengan gangguan kejiwaan dikenal sebagai 'sumbu otak-usus' artinya baik saluran pencernaan maupun otak saling mengirimkan sinyal satu sama lain untuk mengontrol kesehatan jiwa. Hubungan ini dikendalikan oleh mikrobiota (mikroorganisme) yang hidup di saluran pencernaan. Mikroorganisme menghasilkan neurotransmitter untuk menghantar sinyal pada saraf. Jika, mikrobiota di saluran pencernaan bermasalah, produksi neurotransmitter bermasalah, maka jiwa juga bermasalah. 

Sebagai contoh: serotonin. Jika hormon ini kadarnya rendah akibat tubuh tidak menghasilkan cukup, maka akan menimbulkan masalah gangguan kejiwaan mulai dari gangguan kecemasan hingga depresi.

Serotonin adalah neurotransmitter, zat kimia yang bertugas untuk membawa pesan antarsel saraf. Serotonin, juga dikenal sebagai "hormon bahagia." Ini adalah hormon kunci yang menstabilkan suasana hati, perasaan bahagia, nafsu makan, dan tidur kita. Karena fungsinya pada sel saraf, banyak orang menganggap bahwa serotonin diproduksi di otak, tetapi ternyata sebagian besar neurotransmiter ini sebenarnya diproduksi di saluran pencernaan.

Penelitian telah menunjukkan bahwa kebanyakan serotonin diproduksi di saluran pencernaan yang kemudian dibawa oleh aliran darah. Sebanyak
 90% serotonin diproduksi oleh bakteri di usus. Sehingga, jika kita memiliki masalah di saluran pencernaan, seperti usus, maka akan sangat sulit bagi tubuh untuk memproduksi serotonin yang cukup, yang dapat menyebabkan masalah kejiwaan.
Dopamin adalah neurotransmitter lain yang juga dihasilkan di usus. Neurotransmitter ini memiliki peran besar agar kita merasakan kesenangan, cinta, ingatan, dan banyak lagi fungsi kognitif. Sekitar 50% dopamin diproduksi di usus.

Usus juga menghasilkan neurotransmitter GABA, yang memainkan peran besar dalam kesehatan jiwa. Gamma-aminobutiratacid (GABA) adalah asam amino yang fungsi utamanya bekerja sebagai neurotransmitter penghambat , yang berarti memblokir pesan yang dikirim antara sel-sel saraf dan otak atau sumsum tulang belakang. GABA memblokir sinyal saraf tertentu di otak untuk mengurangi rasa takut, cemas, dan stres.  Dengan kata lain, GABA menenangkan sistem saraf, membantu kita untuk tidak menjadi terlalu cemas atau takut. Kekurangan kadar GABA yang tepat dalam tubuh, memicu gangguan kecemasan.


Karena, kesehatan usus memainkan peran besar dalam kesehatan jiwa, sedang makanan olahan modern seperti mi, kue dan gula adalah makanan pengganggu usus, maka tidak mengherankan jika masalah kesehatan jiwa sudah menjadi hal yang umum. 

Jadi, awal yang baik untuk menjaga kesehatan jiwa adalah menghindari makanan pengganggu saluran pencernaan seperti gula atau makanan yang dibuat dari tepung gandum. Kurangi makan banyak gula, karena konsumsi gula yang banyak akan memicu ketidakseimbangan mikroba di usus.

Antibiotik, seperti amoxicilin yang sering diresepkan dokter sebagai antiinfeksi juga berpotensi menyebabkan gangguan saluran pencernaan. Antibiotik dapat mengurangi keragaman dan kelimpahan bakteri usus, sehingga memiliki efek negatif pada jiwa.Jadi, sangat penting untuk mempertimbangkan secara matang manfaat dan efek buruknya sebelum konsumsi antibiotik.

Menambahkan makanan fermentasi seperti kefir, kimchi, asinan kubis, dan kombucha adalah juga cara untuk menyehatkan usus.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Keto Palopo

Berapa Gula Yang Anda Butuhkan

Tubuh Membuat Sendiri Kolesterol sesuai Kebutuhannya

Pada abad ke 5 SM dokter Yunani Hippocrates telah memperingatkan bahwa orang-orang yang gemuk berpotensi meninggal mendadak, tetapi saat itu...