Puasa Memperbaiki Fungsi Otak
Sudah sejak jaman kuno orang sudah mengetahui bahwa puasa dapat digunakan untuk memperbaiki masalah neurologis pada penyakit epilepsi. Melaparkan penderita epilepsi dapat membantu mengurangi kejang-kejang. Namun, saat itu belum ditemukan penjelasan yang memadai mengapa kelaparan dapat berpengaruh baik pada fungsi otak penderita epilepsi.
Barulah, pada tahun 1920 ditemukan datanya, bahwa lapar menyebabkan tubuh menghasilkan senyawa aseton dan beta-hidroksibutirat. Ini disebut badan keton. Ternyata, senyawa ini juga dihasilkan saat seseorang melakukan diet yang hanya makan sedikit karbohidrat (10-15 gram per hari) dan mengganti sumber energinya dengan makan banyak lemak. Ini dikenal sebagai sebagai diet ketogenik. Hasilnya, sebagian besar pasien epilepsi yang mengikuti diet ketogenik menunjukkan perbaikan fungsi otak. Bahkan banyak yang sembuh total.
Otak Lebih Suka Glukosa Namun Persediaan Terbatas
Otak manusia sebetulnya lebih suka mendapatkan energi dari glukosa, bahan bakar karbohidrat yang dihasikan dari pencernaan makanan bertepung (nasi, ubi, mie, roti) dan makanan bergula lainnya. Namun, jika ketersediaan glukosa tidak mencukupi kebutuhan energi otak, maka fungsi otak akan terganggu.
Transmisi sinapftik pada saraf membutuhkan banyak energi. Jika metabolisme energi menjadi rendah akibat keterbatasan glukosa untuk otak, maka banyak saraf menjadi tidak berfungsi normal.
Keton Sebagai Pengganti Glukosa
Saat tubuh kekurangan karbohidrat, seperti saat puasa atau hanya makan sedikit karbohidrat, maka tubuh kita beralih menjadi pembakar lemak untuk energi.
Diet ketogenik, yang dikembangkan hampir seabad yang lalu, pada dasarnya adalah mengadaptasikan tubuh untuk meninggalkan pembakaran glukosa dan masuk dalam mode pembakaran lemak secara penuh waktu. Keton adalah turunan lemak yang bisa digunakan otak sebagai bahan bakar pengganti glukosa. Penggantian bahan bakar ini mengakibatkan proses metabolisme di otak berubah, hingga terjadi peningkatan kognitif yang membantu menghambat kejang.
Diet Ketogenik Pernah Dilupakan Namun Tidak Tergantikan
Ketika obat-obat farmasi untuk epilepsi sudah banyak ditemukan, diet ketogenik mulai dilupakan. Obat-obatan dianggap lebih mudah diberikan kepada pasien dibanding diet ketogenik yang mahal dan kaku. Namun, ketika ternyata obat-obatan farmasi tidak selalu bekerja efektif dan menyebabkan efek samping, maka diet ketogenik kembali ditawarkan sebagai pilihan pengobatan epilepsi. Faktanya, seringkali diet ketogenik lebih efektif daripada pengobatan farmasi dalam mengontrol kejang-kejang pada penderita epilepsi.
90% Lemak
Inilah komposisi diet ketogenik klassik, yang sudah hampir seabad digunakan untuk memperbaiki fungsi otak penderita epilepsi: 90% lemak, 7% protein dan 3% karbohidrat. Makanan yang dominan adalah: telur, butter, ayam, ikan, daging dan minyak. Pizza, roti, coocies dan es krim tentu tidak cocok untuk diet ketogenik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Keto Palopo