Apa Jadinya Jika Laki-Laki Minum Pil KB

Saya Bertanya Serius

BANYAK LAKI-LAKI TIDAK MINUM TAPI NAMPAK SEPERTI PEMINUM PIL KB

Pil KB yang saya maksud adalah Pil KB yang mengandung estrogen, hormon yang dikenal sebagai hormon perempuan karena kadarnya pada perempuan secara normal banyak. Laki-laki juga memiliki estrogen, namun normalnya hanya sedikit. Jika, laki-laki memiliki kadar estrogen tinggi, maka itu namanya abnormal, singkatnya disebut sakit. Sebaliknya, testosteron secara normal banyak pada laki-laki sehingga disebut sebagai hormon laki-laki. Jika laki-laki memiliki kadar testosteron rendah, itu juga abnormal atau disebut sakit.

Bagaimana laki-laki bisa menampakkan gejala peminum pil KB padahal tidak meminum pil KB? Jawabannya: hasil kerja aromatase. Enzim aromatase mengubah testosteron menjadi estrogen. Umumnya, enzim ini banyak ditemukan pada lemak perut. Sehingga laki-laki yang kelebihan lemak perut cenderung memiliki lebih banyak aromatase. Semakin banyak atomatase yang dimiliki laki-laki, maka semakin banyak juga testosteron diubah menjadi estrogen. Sebagai hasilnya, laki-laki tersebut memiliki banyak estrogen dan sedikit testosteron.

Estrogen yang banyak hasil konversi testosteron ole aromatase, memicu membesarnya payudara, testis mengecil, produksi sperma kurang, gairah seks menurun, kemandulan otot melemah, tulang kropos, memicu penyakit kardiovaskuler hingga diabetes. Kelebihan estrogen juga dapat dimetabolisme menjadi senyawa pemicu kanker prostat. Misalnya, pagi hari, penis Anda tidak ereksi, itu tanda testosteron rendah.

Jika Anda berlebihan lemak perut, maka aromatase akan menjadikan anda kebanyakan hormon estrogen seperti peminum pil KB dan kekurangan testosteron.

Untuk memulihkan kembali keseimbangan hormon, saran saya:

(1) Kurangi lemak perut. Ingat, lemak perut ditumpuk oleh insulin tinggi. 

      Jadi, turunkan kadar insulin darah.

(2) Hindari banyak makan karbohidrat

      Jangan makan makanan tepung karbohidrat yang bergula.

      Hindari makan karbohidrat sebelum tidur.

       Makanan karbohidrat akan memicu banyak produksi aromatase.

       Akibatnya, banyak testosteron diubah menjadi estrogen.