Kamis, 09 September 2021

Apa Gunanya Suntik Insulin

 

Apa Gunanya Suntik Insulin?

menunda kematian

Obat diabetes, suntik insulin bukanlah obat untuk sembuh. Fungsinya hanya untuk membantu mengurangi gejala penyakit, menurunkan gula darah yang tinggi.

Obat suntik insulin, sebagaimana obat diabetes lainnya tidak dibuat untuk menyembuhkan penyakit diabetes. Obat ini tidak mampu menyelesaikan akar masalah penyakit diabetes yang diakibatkan oleh salah makan. Singkatnya: obat insulin tidak menyembuhkan penyakit diabetes. Bahasa kasarnya: hanya menunda kematian. Penyakit ini disebabkan oleh salah makan, maka mestinya juga diselesaikan dengan memperbaiki kembali salah makan tersebut: diet rendah karbohidrat dan puasa. Inilah solusinya.

Masih banyak orang yang percaya mitos bahwa diabetes tipe 2 tidak bisa disembuhkan. Itu mitos lama. Banyak orang sudah membuktikan bisa sembuh dari penyakit tersebut dengan diet rendah karbohidrat. Jadi, jangan percaya mitos yang menganggap diabetes tipe 2 tidak bisa disembuhkan. Memang, jika kamu mengandalkan obat-obatan medis, diabetes tidak akan sembuh. Saya punya pengalaman, saat istri awal terdiagnosis sakit diabetes lebih sepuluh tahun lalu (tahun 2004), dokter memberitahu bahwa diabetes tidak bisa disembuhkan. Ternyata yang dimaksud oleh dokter bahwa diabetes tidak bisa disembuhkan adalah tidak bisa sembuh jika menggunakan obat medis. Faktanya, istri saya telah sembuh diabetes sejak empat tahun lalu (September 2017) dengan diet rendah karbohidrat (baca buku saya: Sembuh Diabetes).

Umumnya, dikenal dua jenis diabetes, yaitu diabetes type 1 dan diabetes tipe 2. Berbeda dengan diabetes tipe 1 yang terjadi akibat autoimun merusak sel pankreas sehingga gagal menghasilkan insulin, menyebabkan kadar insulin darah menjadi rendah, pada diabetes tipe 2 justru terjadi sebaliknya, yakni pankreas terus menerus menghasilkan insulin sehingga kadar insulin darah menjadi tinggi. Jadi, definisi klinis tentang diabetes tipe 2 adalah insulin tinggi (hiperinsulinemia). Masalah penyakitnya: insulin tinggi. Oleh karena itu, pengobatan yang tepat adalah menurunkan insulin.

Anehnya, walaupun penderita diabetes tipe 2, secara klinis disebut hiperinsulinemia yang artinya memiliki kadar insulin darah yang tinggi, biasanya pasien justru diterapi dengan obat insulin yang semakin meningkatkan kadar insulin darahnya. Banyak orang memiliki kesalahpahaman mengenai suntik insulin pada pasien diabetes tipe 2. Mereka berasumsi bahwa pemberian insulin tersebut karena pasien kekurangan insulin. Benarkah pasien memiliki kadar insulin darah yang rendah sehingga dibutuhkan tambahan insulin? Apakah pasien sudah menjalani pemeriksaan kadar insulin darah? Bagaimana jika kadar insulin darahnya justru tinggi? Tentu saja, secara umum pemberian suntik insulin tersebut memang hanya berdasar asumsi, tidak didasarkan atas data pemeriksaan kadar insulin darah. Pasien hanya menjalani pemeriksaan kadar gula darah, dan dengan berdasar pada data kadar gula darah yang tinggi tersebut dibuat asumsi bahwa pasien membutuhkan insulin untuk menurunkan kadar gula darahnya.

Mengapa memberikan insulin pada orang yang sudah tinggi kadar insulinnya? Pada kondisi resistensi insulin, reseptor insulin yang terdapat pada pada sel kurang peka terhadap sinyal yang diberikan oleh insulin sehingga ditempulah cara yang memaksa untuk menurunkan gula darah dengan memberikan insulin yang semakin tinggi. Tindakan ini seperti keinginan memasukkan pakaian ke dalam koper yang sudah penuh dengan cara menginjak tumpukan pakaian tersebut hingga rapat. Sukses memasukkan paksa pakaian kedalam koper yang sudah penuh, namun hanya sesaat. Kerugian besar yang bisa terjadi adalah rusaknya koper akibat pemaksaan tersebut. Demikianlah yang terjadi, jika penderita diabetes tipe 2 yang sebetulnya sudah memiliki kadar insulin darah yang tinggi, kemudian masih ditambah dengan suntik insulin, maka penyakit justru semakin parah. Insulin yang tinggi memicu rasa lapar yang cepat dan juga memicu banyak perubahan gula menjadi lemak sehingga menambah timbunan lemak. Akibatnya, penyakit yang awalnya adalah diabetes, kemudian dengan semakin tingginya kadar insulin darah menyebabkan obesitas, fatty liver, hingga penyakit kardiovaskuler.

Sebetulnya, cara terbaik untuk mengatasi diabetes tipe 2 adalah mengatasi masalah kadar insulin tinggi dalam darah akibat resistensi insulin. Jadi untuk mengatasi resistensi insulin maka kadar insulin dalam darah harus diturunkan. Jika kadar insulin darah turun, maka reseptor sel bisa kembali menjadi sensitif terhadap sinyal insulin.

Bagaimana menurunkan kadar insulin darah? Ingat bahwa pelepasan insulin oleh pankreas distimulasi oleh makanan karbohidrat. Karbohidrat seperti mi, roti dan nasi memicu lebih cepat pankreas untuk menghasilkan insulin. Makin tinggi konsumsi karbohidrat, maka semakin tinggi pula produksi insulin. Kadar insulin yang tinggi terus menerus memicu rasa lapar yang juga terus menerus. Ini menciptakan lingkaran setan peningkatan insulin. Insulin tinggi memicu resistensi insulin. Selanjutnya resistensi insulin menyebabkan hiperglikemia (gula darah tinggi). Skemanya:

Banyak Gula---Hiperinsulinemia---Resistensi Insulin---Hiperglikemia

Untuk mengatasi hal ini, maka tubuh perlu dilatih untuk menggunakan simpanan lemak tubuh sebagai sumber energi, agar tubuh tidak bergantung pada tambahan makanan karbohidrat sebagai sumber energi. Dengan berusaha mempertahankan kadar gula rendah melalui diet rendah karbohidrat, maka produksi insulin juga menjadi rendah. Akibatnya, rasa lapar terus menerus yang biasa mengganggu akibat kecanduan karbohidrat bisa dihilangkan. Jika tubuh tidak lagi bergantung pada makanan karbohidrat sebagai sumber energi, karena telah mampu menggunakan asam lemak sebagai sumber energi maka kadar insulin darah bisa dipertahankan pada kadar yang rendah. Inilah cara terbaik menghilangkan resistensi insulin, hingga bisa sembuh diabetes.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Keto Palopo

Berapa Gula Yang Anda Butuhkan

Tubuh Membuat Sendiri Kolesterol sesuai Kebutuhannya

Pada abad ke 5 SM dokter Yunani Hippocrates telah memperingatkan bahwa orang-orang yang gemuk berpotensi meninggal mendadak, tetapi saat itu...