Soda Kue untuk Diabetes

Soda kue atau baking soda (natrium bikarbonat) sudah menjadi obat rumahan yang populer, seperti untuk memutihkan gigi, menyegarkan nafas, menyembuhkan sariawan, dan banyak lagi lainnya. 

Soda kue juga digunakan sebagai pengobatan rumahan untuk diabetes. Bagaimana baking soda mengobati diabetes? Salah satu kegunaannya adalah membantu mencegah dan menyembuhkan infeksi jamur mucormycosis pada penderita diabetes yang mengalami ketoasidosis.

Ketoasidosis adalah komplikasi diabetes. Pada kondisi ini, keton yang banyak diproduksi tubuh meningkatkan keasaman darah. Keasaman ini juga mempengaruhi urin, sehingga pH urin bisa dijadikan indikator adanya ketoasidosis. Pengujian pH urin ini bisa dilakukan di rumah dengan menggunakan strip tes. Jika pH urin asam, berarti terjadi ketoasidosis. Gejala lainnya dapat mencakup: haus yang berlebihan, mual, muntah, sering buang air kecil, sesak napas, mulut kering, kebingungan dan kelelahan.

Soda kue berfungsi untuk mengurangi keasaman darah (meningkatkan pH darah). Ketika tingkat keasaman darah menjadi tinggi, maka infeksi jamur mucormycosis mudah terjadi. Oleh karena itu, penggunaan soda kue yang menurunkan keasaman (menaikkan pH) darah bisa menjadi tindakan menghambat perkembangan infeksi jamur mucormycosis menyebar ke seluruh tubuh. Ini juga dapat bermanfaat membantu ketika tingkat keasaman darah tidak terlalu parah karena soda kue bisa menghentikan pertumbuhan jamur dengan mengurangi kadar asam.

Risiko efek samping terapi soda kue diantaranya alkalemia, terjadi peningkatan tingkat pH (darah menjadi terlalu alkali). Namun, karena resiko infeksi mucormycosis juga bisa berakibat fatal jika tidak diobati, maka pengobatan dengan soa kue ini bisa dibenarkan caranya. Pilihan pengobatan lain untuk mucormycosis obat antijamur.

Penting untuk diingatkan, bahwa penggunaan soda kue untuk penderita diabetes tidak dianjurkan untuk ketoasidosis tanpa adanya infeksi jamur mucormycosis, sehingga penting untuk mengetahui tanda-tanda infeksi jamur mucormycosis, seperti demam, kelumpuhan wajah, bicara cadel, dan kelainan saraf wajah.