Kamis, 28 Oktober 2021

Ambil Tanggung Jawab Pribadi Untuk Sembuh Diabetes, Jangan Percaya Medis.

<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-9148621472216032"
     crossorigin="anonymous"></script>

Seringkali, terlalu mudah meremehkan diri sendiri, terlalu mudah merasa kecil dan tidak berarti. Kita berasumsi bahwa ilmu yang kita miliki tidak berarti. Mengira bahwa apa yang kita lakukan tidak ada apa-apanya dibanding mereka yang disebut sebagai 'ahlinya'. Tapi, betulkah bahwa secara individu Saya atau Anda tidak mempunyai ilmu yang dibutuhkan orang lain yang jauh lebih besar manfaatnya dari yang kita bayangkan?

Saya mengalaminya. Tiga belas tahun lamanya istri menderita diabetes type 2. Saya percaya penuh semua yang dikatakan dokter ahli mengenai penyakit diabetes tipe 2 dan komplikasinya yang diderita istri. Saya percaya penuh, bahwa suntik insulin adalah solusi terbaik untuk penyakit istri. Saya percaya penuh kata dokter ahli yang bergelar professor bahwa istri harus suntik insulin selama hidupnya dan sakit diabetesnya tidak akan sembuh.

Hingga suatu hari, seorang dokter ahli yang selalu meresepkan suntik insulin kepada istri, memberi saran: istri harus turunkan berat badan. Saat itu, istri mengalami obesitas. Sebagai guru Biologi, saya tahu bahwa saran dokter itu mustahil. Walau saya bukan ahli, ilmu S1 sudah cukup untuk memahami bahwa saran dokter itu salah. Sebab, insulin adalah hormon anabolik. Seseorang yang diberi suntik insulin, memiliki kadar insulin tinggi dalam darahnya sehingga otomatis tidak bisa mengontrol berat badan. Saya tersadar, dokter tidak lebih pintar dari saya mengenai penyakit diabetes. Saya tidak bisa berharap banyak bahwa dokter harus lebih mengetahui penyembuhan penyakit diabetes. Saya tidak boleh meletakkan beban harapan penyembuhan istri saya di pundak dokter. Saya harus mengambil tanggung jawab.

Saya dan istri sepakat mencari penyembuhan di luar medis. Tiba-tiba, seorang kawan menelpon, menceritakan pengalamannya sembuh stroke dan penyakit jantung dengan diet keto. Kami yang memang sudah tidak lagi punya harapan sembuh dengan obat medis, segera merespon dengan sangat antusias. Tanpa persiapan, istri segera memulai diet keto sambil belajar. Walau awalnya sangat berat, istri bisa melalui masa adaptasi dengan sukses.

Segera, saya proklamirkan: istri sembuh diabetes. Suntik insulin ditinggalkan. Kunjungan rutin tiap pekan ke dokter ahli dihentikan. Tak ada lagi resep dokter. Kegembiraan yang tak bisa saya gambarkan,  kemudian saya tuliskan dalam buku: Sembuh Diabetes.

Untuk mengetahui sejauh mana kesembuhan istri, tiga bulan setelah menjalani diet keto, Kami kembali mengunjungi dokter ahli. Ia mengungkapkan kekagetannya: kesehatan istri membaik. Ia bertanya, apa yang kami lakukan. Keto, jawaban kami. Katanya, ia juga pernah dengar tentang keto. Ia ingin belajar keto untuk penyakit Fatty Liver yang dialaminya. Selama ini, ia diet dengan hanya makan buah. Walau kami tahu, dokter melakukan diet yang salah, sebab gula fruktosa pada buah justru akan membuat fatty liver semakin parah, Kami tidak bisa menjelaskan apa-apa tentang diet keto. Kami terlalu meremehken diri sendiri. Kami tidak percaya diri. Kami hanya berjanji, bahwa suatu hari setelah menguasai ilmunya, akan datang berbagi ilmu keto dengan dokter. Namun, rasa tidak percaya diri menghalangi Kami memenuhi janji, hingga Kami dapat kabar, dokter ahli meninggal dunia karena fatty liver.

Jadi, inilah saran saya. Jika Anda didiagnosis penyakit metabolisme seperti diabetes, penyakit jantung, fatty liver, tumor atau kanker dan penyakit metabolisme lainnya, gunakanlah penyembuhan yang ampuh dari diet keto. Jangan dengarkan opini dokter atau siapapun ahli yang seringkali meremehkan keampuhan diet keto untuk penyembuhan. Mungkin mereka akan berkata, "Makan banyak lemak itu buruk dan tidak sehat." Komentar itu berasal dari ketidaktahuan mengenai sains terbaru. Mereka tidak lebih pintar dari Anda tentang penggunaan diet keto untuk penyembuhan. Mereka memang ahli yang terlatih, tapi pelatihan mereka adalah mengobati penyakit dengan obat-obatan farmasi. Mereka tidak terlatih menggunakan diet untuk penyembuhan penyakit metabolisme.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Keto Palopo

Berapa Gula Yang Anda Butuhkan

Tubuh Membuat Sendiri Kolesterol sesuai Kebutuhannya

Pada abad ke 5 SM dokter Yunani Hippocrates telah memperingatkan bahwa orang-orang yang gemuk berpotensi meninggal mendadak, tetapi saat itu...