Kamis, 09 September 2021

Solusi Yang Salah Mengenai Kegemukan, karena Salah Rumuskan Masalah

 

TENTANG KEGEMUKAN

Mungkinkah dokter salah mengenai kegemukan? 
salah merumuskan masalah,
salah kesimpulan
dan solusi juga salah

Mengapa banyak orang tidak menemukan cara yang benar untuk menyelesaikan masalah kegemukan? 
Mengapa banyak orang mengambil solusi yang membahayakan kehidupannya demi untuk menurunkan berat badannya? 
Jawabannya: salah merumuskan masalah. 
Karena rumusan masalahnya salah, maka pastilah jawabannya salah juga.

Anda mungkin pernah mendengar saran bahwa olahraga yang dipadukan dengan asupan kalori yang rendah, mengurangi makan akan membantu menurunkan berat badan. Asumsinya, olahraga yang banyak akan membutuhkan kalori yang banyak, sehingga akan membakar banyak lemak. Jika asupan kalori dikurangi, maka berat badan akan menyusut. Asumsi ini didasarkan atas persamaan kalori masuk Vs kalori keluar. Makanan dipahami sebagai pemasok kalori untuk aktivitas fisik. Jika Anda konsumsi lebih banyak makanan (kalori masuk) lebih dari yang Anda butuhkan maka kelebihan kalori akan berubah menjadi berat badan ekstra. Sebaliknya, jika Anda membakar kalori (kalori keluar) lebih banyak daripada kalori yang Anda konsumsi, Anda membakar lemak tubuh, Anda menurunkan berat badan. Jadi, rumusan masalahnya: orang gemuk kelebihan kalori. Rasional? Secara ilmu fisika, iya. Sebab kalorimeter mestinya ada di lab Fisika. Namun, secara ilmu Biologi, rumusan masalahnya salah. Jika Anda menggunakan hitungan fisika pada makhluk hidup, maka hitungan Anda mungkin benar, namun salah konteks.

Masalah dari orang yang kelebihan berat badan adalah kadar insulin tinggi. Insulin adalah hormon anabolik (hormon penimbun). Insulin tinggi memicu penimbunan kelebihan lemak tubuh. Jadi untuk mencapai berat badan ideal, fokusnya bukanlah sekedar mengurangi berat badan dengan mengurangi asupan kalori, atau membakar kelebihan lemak tubuh melalui olahraga. Ingat, masalahnya adalah: insulin tinggi. Maka solusinya: menurunkan kadar insulin. Bagaimana menurunkan kadar insulin tinggi? Jawabannya: menghindari atau mengurangi makanan yang bisa memicu naiknya kadar insulin. Jadi, ini membutuhkan pemahaman yang benar mengenai efek hormonal dari makanan. Ingat point pentingnya: efek hormonal dari makanan bukan kandungan kalorinya. Jika Anda menggunakan kerangka berpikir ini, maka Anda tidak perlu takut konsumsi makanan berlemak yang berkalori tinggi, membuat dirimu tersiksa kelaparan atau melakukan aktivitas fisik yang menyiksa tubuhmu demi untuk membakar lemak. Yang kamu butuhkan hanyalah: insulin rendah. Jadi, konsumsilah makanan yang tidak memicu naiknya kadar insulin.

Karbohidrat adalah makanan yang memicu tingginya kadar insulin, protein memicu pada kadar yang sedang, sedang lemak tidak memicu kenaikan kadar insulin. Artinya, makanan terbaik untuk menurunkan kadar insulin adalah lemak. Jadi, makan lemak akan menyebabkan tubuhmu membuang lemak, mengurangi berat badan yang berlebihan. Inilah solusi menurunkan kegemukan: menjadikan makanan berlemak sebagai sumber energi.

Jika Anda telah mengubah gaya hidup, meninggalkan diet konvensional yang memakan banyak karbohidrat dan kemudian beralih menjalani diet rendah karbohidrat dan memakan makanan berlemak sebagai sumber energi, maka dalam darah Anda kadar insulin akan rendah. Sebagai lawannya, kadar hormon glukagon akan naik. Hormon glukagon adalah hormon katabolik, hormon perombak. Sebagai hasil dari tingginya hormon katabolik glukagon dan rendahnya hormon anabolik insulin, maka tubuh Anda akan segera menjadi pembakar lemak, dan tidak lagi menjadi penimbun lemak. Anda akan memiliki tubuh yang proporsional, karena terjadi perombakan sel-sel tubuh yang tidak dibutuhkan. Jangan takut menjadi sangat kurus, karena metabolisme tubuh tidak akan merombak protein otot yang masih dibutuhkan. 

Diet rendah karbohidrat dan makan banyak lemak akan menjadikan tubuh Anda meninggalkan jalur pembakaran karbohidrat, berpindah ke jalur pembakar lemak, yang lebih dikenal dengan istilah ketosis. Istilah ini mengacu pada otak yang tidak mampu menggunakan asam lemak sebagai bahan bakar, sehingga asam lemak terlebih dahulu harus diubah menjadi keton sebelum otak menggunakannya sebagai bahan bakar. Proses pembentukan keton ini disebut ketosis.

Mengapa membakar lemak tubuh dengan pendekatan hormonal menjadi sangat penting? Salah satu tanda paling mudah untuk mengenali seseorang mengalami masalah metabolisme adalah keberadaan tumpukan lemak, terutama ketika tumpukan lemak berada di perut. Meskipun sulit untuk melihat tumpukan lemak perut seseorang secara kasat mata, namun perut buncit dan pinggang yang lebar bisa menjadi tanda bahwa seseorang memiliki lemak perut yang berlebihan. Ini merupakan tanda yang kuat, bahwa orang tersebut sakit yang dikenal sebagai sindrom metabolik. Akar masalahnya: kadar hormon insulin tinggi. Solusi penyakitnya: hindari atau kurangi konsumsi karbohidrat agar insulin rendah. Maka penyakit akan sembuh.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Keto Palopo

Berapa Gula Yang Anda Butuhkan

Tubuh Membuat Sendiri Kolesterol sesuai Kebutuhannya

Pada abad ke 5 SM dokter Yunani Hippocrates telah memperingatkan bahwa orang-orang yang gemuk berpotensi meninggal mendadak, tetapi saat itu...