ILMUWAN TELAH MELAKUKAN KESALAHAN
MENJADIKAN LEMAK SEBAGAI MUSUH
Masih banyak orang yang merasa aneh jika diberitahu bahwa memakan banyak lemak adalah diet sehat.
Hal ini terjadi, karena terlanjur lama orang dipengaruhi oleh pikiran bahwa lemak itu buruk bagi kesehatan.
Sudah terlalu lama orang berusaha menghindari lemak, terutama lemak jenuh.
Sayangnya, meskipun lemak telah dihindari, namun penyakit jantung bersama sekelompok penyakit sindrom metabolik (obesitas, diabetes, hipertensi, masalah lipid,) bukannya menurun, tapi justru semakin meningkat seiring dengan berkembangnya industri gula bersama mesin propaganda mereka. Setelah hampir empat dekade lemak dihindari dalam diet Amerika, orang Amerika justru semakin gemuk. Resiko penyakit jantung juga semakin meningkat.
Nampaknya, ide bahwa lemak jenuh berakibat buruk bagi kesehatan, hanya logis secara common sense. Memang mudah untuk diterima common sense bahwa makan lemak jenuh menyebabkan kegemukan, menaikkan kadar lemak dalam darah, menyumbat pembuluh darah dan memicu penyakit jantung. Akan tetapi, hasil studi menemukan bahwa tidak ada bukti yang signifikan makan lemak jenuh menyebabkan penyakit jantung. Intinya, tidak benar bahwa makan lemak jenuh menyebabkan penyakit jantung.
Sampul Time, 23 Juni 2014
Pada akhirnya, majalah Time balik arah, dan mengakui bahwa perang melawan lemak itu salah. Pada Juni 2014, Time menulis di sampul depan: “MAKAN MENTEGA. Para Ilmuwan menyebut lemak sebagai musuh. Mengapa mereka salah?” Inti tulisannya: lemak jenuh bukanlah musuh. Pada halaman pertama tulisan tersebut diberi judul: Jangan Salahkan Lemak. Ini berarti media arus utama akhirnya meninggalkan dogma rendah lemak. Tulisan ini layak dianggap sebagai deklarasi untuk mengakhiri perang terhadap lemak. Isi artikelnya antara lain:
Perang terhadap lemak masih jauh dari selesai. Kebiasaan konsumen telah terbentuk secara mendalam. Seluruh industri makanan didasarkan pada kutukan terhadap lemak. Lorong-lorong bisnis makanan masih dipenuhi makanan rendah lemak. Sebagian besar dari kita masih merasa sedikit segan untuk melahap steak.
Pada tahun yang sama ketika Yudkin menerbitkan Pure, White and Deadly (1972), seorang ahli jantung bernama Robert Atkins juga menerbitkan Revolusi Diet Dr Atkins. Argumennya berlandaskan pada premis yang sama dengan Yudkin: “Karbohidrat lebih berbahaya bagi kesehatan kita daripada lemak.” Meskipun premis mereka sama, namun secara spesifik mereka berbeda. Yudkin berfokus pada masalah gula sukrosa, dan tidak secara eksplisit merekomendasikan diet tinggi lemak. Sedangkan Atkins, berpendapat bahwa diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat adalah satu-satunya cara yang layak untuk menurunkan berat badan.
Dulu, Atkins menjadi sosok yang dibenci. ADA (American Diabetic Association) pernah menyebut diet Atkins sebagai mimpi buruk ahli gizi. Tapi, dalam beberapa tahun terakhir ini, diet Atkins kembali dipelajari. Orang tertarik mempelajari efek dari diet Atkins. Diet Atkins sekarang menarik minat banyak orang. Diet rendah karbohidrat mulai menjadi pusat perhatian dalam pengobatan dan pencegahan penyakit metabolik, dengan gula sukrosa sebagai karbohidrat yang paling populer. Diet Atkins, hanyalah satu contoh diet low carb. Masih banyak det low carb lainnya.
Jutaan orang telah menemukan cara menjadi sehat, menurunkan berat badan, dan mempertahankannya—dan sekarang Anda juga bisa! Atkins Nutritional Approach™ adalah program penurunan berat badan yang terbukti yang memungkinkan Anda menikmati makanan yang Anda sukai dalam perjalanan menuju kesehatan yang baik, peningkatan energi, dan rasa sejahtera yang lebih baik. Dengan Revolusi Diet Baru Dr. Atkins, Anda mendapatkan semua yang Anda butuhkan: informasi medis dan nutrisi penting, penghitung gram karbohidrat yang bermanfaat, rencana makan rendah karbohidrat
Buku karya Dr. Atkins edisi Amerika 2003
Studi Westman menemukan bahwa mengganti karbohidrat dengan lemak dapat membantu menyembuhkan penyakit diabetes. Sebuah studi New England of Medicine (2008) yang mengamati lebih dari 300 subjek yang mencoba diet rendah lemak dan diet rendah karbohidrat, menemukan bahwa diet rendah karbohidrat menurunkan berat badan lebih baik dibanding diet rendah lemak. Pada tahun 2014, dalam penelitian yang didanai oleh US National Institutes of Health, 150 pria dan wanita diberi diet selama satu tahun dengan membatasi jumlah lemak atau karbohidrat yang bisa mereka makan. Hasilnya, orang-orang yang menjalani diet rendah karbohidrat dan tinggi lemak telah kehilangan rata-rata 3,5 kg lebih banyak daripada yang diet tinggi karbohidrat dan rendah lemak. Kelompok rendah karbohidrat menurunkan berat badan dari jaringan lemak, sementara kelompok rendah lemak kehilangan beberapa berat badan yang berasal dari otot.
Studi NIH adalah yang terbaru dari lebih dari 50 studi serupa, yang sama-sama menunjukkan bahwa diet rendah karbohidrat lebih baik daripada diet rendah lemak untuk mencapai penurunan berat badan dan mengendalikan diabetes tipe 2.
Saya tidak ingin ketakutan yang tidak berdasar terhadap lemak menjadikan kamu dan orang-orang yang membutuhkan solusi terhadap masalah kesehatannya terhalang mendapatkan manfaat dari diet rendah karbohidrat, hanya karena terlanjur tersandera oleh propaganda mitos gula.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Keto Palopo